Rebut Emas, Tim Sepak Takraw Punya Dua Permintaan Penting
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Tim sepak takraw Indonesia berhasil menyumbangkan medali emas di ujung perhelatan Asian Games 2018. Pencapaian apik ini direbut di nomor quadrant putra dengan menghempaskan tim Jepang lewat tiga game pada Sabtu 1 September 2018.
Bermain di venue takraw Jakabaring Sport City (JSC), Indonesia gagal meladeni perlawanan para pemain Jepang pada game pertama dengan kalah 15-21. Beruntung, Hardiansyah Muliang cs berhasil bangkit pada game kedua dengan skor 21-14, membuat laga menjadi imbang 1-1.
Pada game terakhir yang jadi penentuan, laga sempat ketat di awal-awal namun akhirnya Indomnesia bisa menuntaskan pertandingan dan keluar sebagai pemenang lewat skor 21-16. Pelatih tim sepak takraw Indonesia, Asry Syam, mengakui timnya sempat lengah di game pertama dan Jepang melakukan perubahan taktik.
"Nah strategi di set awal memang lengah karena ada perubahan taktik dari jepang. Di penyisihan mereka menggunakan taktik 2 sayap bertahan di belakang. Tapi di final mereka menggunakan 3 sayap," kata Asry usai pertandingan.
"Jadinya di set awal kita kelengahan, dan memadukan serangan variasi kanan kiri. Di set awal kita lengah pertahanan, diblok harus berebut bertiga. Jadi di set kedua, harus menghindarkan blok 3, tetapi kita blok satu-satu double tunggal kanan kiri. Dan alhamdulilah bisa poin 1-1," ujarnya menjelaskan.
Asry mengaku senang dengan raihan emas timnya, belum lagi sebelumnya Indonesia meraih perak di nomor beregu putra. Total secara keseluruhan, takraw Indonesia menyumbangkan 5 medali, selain emas dan perak ada tiga medali perunggu.
"(Ini emas) untuk masyarakat indonesia seluruhnya, dan keluarga saya secara pribadi. Pada segenap insan pemerhati sepak takraw Indonesia. Saya pikir ini sejarah baru untuk pertama kalinya bagi sepak takraw Indonesia di Asian Games 2018 mampu masuk 2 final, satu perak dan satu emas. Ini membuktikan sepak takraw Indonesia cukup bisa diperhitungkan di negara negara (lain) ," ujarnya.
Dengan prestasi yang cukup membanggakan ini, Asry berharap ada perhatian lebih dari pemerintah Indonesia. Salah satunya adalah dibuatkan liga takraw demi bisa membangun kekuatan timnas dan mencetak banyak pemain-pemain bagus ke depannya.
"Harapan saya untuk ke depan, karena ini satu bukti takraw sudah membuktikan. Ke depan harus bisa banyak kompetisi. Dan untuk timnas ada GOR sendiri, karena sampai saat ini kita dari tahun ke tahun ke Gedung Olah Raga (GOR) tertentu harus menyewa. Alangkah baiknya ada GOR sendiri, dan sekolah sepak takraw. Karena ini budaya Indonesia juga.” (mus)