Syarat KONI Dukung PON Digelar Dua Tahun Sekali

Acara forum diskusi yang digelar Kemenpora di Surabaya, Senin 19 Maret 2018.
Sumber :
  • VIVA / Rahmad Noto

VIVA – Upaya Kemenpora mengubah pelaksanaan  Pekan Olahraga Nasional (PON) dari empat tahun menjadi dua tahun sekali mendapat dukungan dari berbagai pihak. Termasuk KONI pusat sebagai induk dari semua organisasi cabang olahraga. 

Ketum KONI Minta Panitia Besar PON 2024 Segera Dibentuk

Wakil Ketua Umum Koni Pusat, Suwarno mengatakan perubahan pelaksanaan PON dari empat tahun menjadi dua tahun, memang cukup  baik. Namun harus disertai dengan konsep untuk mendukung peningkatan prestasi atlet Indonesia. 

"Tidak ada masalah PON dua tahun sekali, namun konsepnya perlu diubah. Tahun pertama tidak ada pembatasan usia, dua tahun kemudian ada pembatasan usia, atau sebaliknya," katanya di sela acara forum diskusi yang digelar Kemenpora di Surabaya, Senin 19 Maret 2018.

Ketum KONI Pusat Bangga Merah Putih Berkibar di BATC 2022

"Ini perlu, karena salah satu masalah kita jarak antara atlet lapis kedua terlalu jauh. Pembatasan usia bisa dilakukan sebagai upaya meyiapkan regenerasi atlet," tambahnya. 

Namun Suwarno menegaskan jika PON bukan satu-satu instrumen dalam meningkatkan prestasi atlet. Selain itu juga perlu adanya komitmen bersama jika memang PON akan digelar dua tahun sekali. 

Peran Strategis Perwosi Dalam Membangun Prestasi Olahraga Indonesia

Suasana penutupan Pekan Olahraga Nasional XIX/2016 Jawa Barat

"Yang perlu diingat, banyak instrumen yang terkait dengan peningkatkan prestasi, tidak hanya PON. Selain itu, dari pengalaman yang sudah-sudah, tuan rumah PON harus menanggung biaya besar," katanya. 

"Karena dari pusat cuma berapa persen. Sementara tidak semua kepala daerah punya kepedulian  dengan olahraga," ucapnya. 

Sementara, Kepala Biro Humas dan Hukum Kemenpora, Amar Ahmad mengatakan, dari  kegiatan forum diskusi di Surabaya diharapkan banyak masukan sebagai langkah persiapan menuju perubahan waktu pelaksanaan PON. Terutama dari sisi yuridis terkait PP 17 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga.

"Tadi banyak masukan mulai implikasi hukum dari perubahan PP 17 dan masukan lain. Pada dasarnya semua mendukung langkah perubahan waktu pelaksanaan PON. Karena kita berorientasi untuk kejuaraan internasional, jadi harus berjenjang," ucapnya. 

Kemenpora mengharapkan, setelah PON 2020 di Papua nanti, sudah ditetapkan penyelenggaraan PON dua tahun sekali, "Jadi setelah PON di Papua, bisa segara diterapkan PON dua tahun sekali. Beberapa daerah juga sudah mengatakan siap dan mendukung," harapnya.

Olahraga surfing/selancar ombak

Grand Final Liga Surfing Indonesia 2022 Diikuti 197 Atlet

Tuntasnya Grand Final LSI 2022 menjadi kebanggaan. Pasalnya, Grand Final ini adalah liga selancar ombak (surfing) pertama yang mewakili klub pertama di Asia.

img_title
VIVA.co.id
15 Maret 2022