Seperti Apa Metode Rekayasa Lalu Lintas di Asian Games 2018?
- ANTARA Foto/Yulius Satria Wijaya
VIVA – INASGOC bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Dinas Perhubungan, dan Kepolisian, sudah melakukan uji coba terkait sistem rekayasa lalu lintas di test event Asian Games 2018. Sistem ini perlu diuji agar pihak-pihak terkait tahu seberapa efektif metode yang mereka terapkan.
30 menit, adalah batas waktu yang ditetapkan OCA untuk INASGOC mengantarkan atlet ke venue. Hal tersebut bisa dipenuhi dalam ajang test event Asian Games 2018.
Namun, itu dengan catatan perjalanan masih dari Kemayoran ke Kompleks Gelora Bung Karno dan Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah. Ada lagi venue yang lebih jauh, yakni di Cibubur, untuk cabang olahraga bola tangan.
"Maka dari itu, perlu dipikirkan seperti apa skema terbaik untuk lalu lintas di main event. Kami sudah mencoba berbagai skema, sepanjang ajang test event ini," ujar Direktur Transportasi INASGOC, Ipung Purnomo, Senin 12 Februari 2018.
Ipung menuturkan, ada tiga skema rekayasa yang disiapkan untuk mengatasi kemacetan selama Asian Games 2018, demi mengantarkan atlet tepat waktu ke venue. Pertama, adalah sistem buka tutup jalan, penggunaan jalur busway, dan pemakaian bahu jalan saat di tol.
"Pengawalan pasti. Kami juga akan lakukan sistem buka tutup jalan. Selama Asian Games nanti, kami juga akan berkomunikasi dengan Dishub dan Kepolisian untuk menggunakan jalur busway demi kepentingan atlet. Yang jadi persoalan, adalah di jalan tol. Kalau ada bahu jalan, kami bisa pakai. Tapi, jika tak ada, maka keahlian dari pengawalan yang diandalkan," kata Ipung.
Jalur tol masih jadi andalan dalam proses pengangkutan atlet ke venue. Andai tol sedang mengalami kepadatan karena kecelakaan atau hal lain, maka jalurnya dialihkan ke arteri.
"Maka dari itu, kami minta masyarakat maklum jika nantinya jalan Anda sedikit terhambat saat atlet lewat," jelas Ipung.
Diliburkannya sekolah saat gelaran Asian Games dan pengunduran jam kerja, juga masih belum mencapai keputusan final. Padahal, dua skema ini bisa mengatasi kemacetan yang ada di sekitar venue pertandingan Asian Games.
Ipung menyatakan, liburnya anak sekolah bisa mengurangi 30 persen kemacetan di Jakarta. "Soal rekayasa jam kerja juga terus dibahas bersama Pemprov DKI Jakarta," terang Ipung.