Torehan Medali Perak Olimpiade Tak Jadikan Beban Sri Wahyuni
- VIVA.co.id/Radhitya Andriansyah
VIVA – Kesuksesan merebut medali perak pada Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, serta medali emas Test Event Asian Games 2018, ternyata tak jadi beban buat Sri Wahyuni Agustiani. Menghadapi Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, Sri Wahyuni punya cara fokusnya sendiri.
Nama Wahyuni sempat melejit saat berhasil meraih medali perak angkat besi Olimpiade Rio 2016. Saat itu, Wahyuni berhasil mencatat total angkatan 192kg, atau hanya terpaut 8kg dari peraih medali emas asal Thailand, Sopita Tanasan.
Di ajang Asian Games 2014 Incheon, Wahyuni juga meraih medali perak. Kala itu, Wahyuni kalah dari lifter asal Kazakhstan, Margarita Yelisseyeva. Kemudian di ajang Test Event Asian Games 2018, Wahyuni berhasil meraih medali emas. Total angkatan 187kg jadi yang terbaik di nomor 43kg putri.
Sederet catatan manis itu ternyata tak membuat Wahyuni puas. Lifter 23 tahun ini menargetkan emas di Asian Games 2018 mendatang. Sebab, Wahyuni belum sekalipun mampu meraih emas di ajang multievent.
Jadi andalan Indonesia di kelasnya, juga tak membuat Wahyuni dibebani target. Wahyuni menegaskan sama sekali tak memikirkan beban, ataupun banyaknya kompetitor dari negara-negara kuat.
Ia lebih memilih untuk fokus meningkatkan angkatan, untuk bisa mencicipi medali emas di Asian Games. "Senang sih senang (bisa mendapat medali emas di ajang Test Event). Tapi, ini kan bukan pertandingan sebenarnya. Yang sebenarnya nanti di Asian Games," ungkap Wahyuni kepada VIVA.
"Target sih ingin emas pasti. (Beban pemegang medali perak Olimpiade 2016) enggak sih. Saya enggak pernah mikirin beban. Sama, saingan juga. Negara kuat pasti ada. Tapi, saya enggak pernah mikirin. Saya memilih fokus latihan, bagaimana meningkatkan angkatan, itu saja," ujarnya. (ase)