Urgensi Naturalisasi 10 Pemain Timnas Basket Dipertanyakan
- instagram.com/iblindonesia
VIVA – Wacana Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP PERBASI) merekrut 10 pemain naturalisasi asal Afrika untuk timnas basket putra kian menuai polemik. Jalan 'shortcut' yang direncanakan PP PERBASI jelang Piala Dunia Basket 2023 masih dipertanyakan unsur urgensinya.
Seperti yang diketahui, Indonesia sudah resmi terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia Basket 2023, bersama Filipina dan Jepang. Di ajang tersebut, skuat Merah Putih bisa saja berhadapan dengan raksasa basket dunia seperti Argentina, Spanyol atau Amerika Serikat.
Baca juga: Timnas Basket Indonesia Cari 10 Pemain Naturalisasi
Namun, Timnas Basket Indonesia tak lantas bisa tampil di kompetisi paling prestisius di dunia tersebut meski berstatus tuan rumah. Sebab, Indonesia harus lebih dahulu mampu menjuarai SEABA (kompetisi basket Asia Tenggara) 2020, dan lolos ke Piala Asia Basket 2021.
Menyikapi misi itu, pebasket legendaris Tanah Air Ali Budimansyah menuturkan pandangannya terkait hal tersebut. Menurutnya, andai pun skuat timnas mampu tampil apik namun tak punya kebanggaan sama sekali jika berasal dari 10 pemain naturalisasi.
"Apa indahnya sih, kalau kita masuk tapi bukan anak bangsa sendiri yang main? Apa itu nanti yang bisa kita banggakan? Kalau buat saya enggak indah," ungkap Ali Budimansyah kepada VIVA.
"Tapi kalau nyatanya hal itu sudah dipilih oleh PERBASI, ya sudah kita dukung sajalah. Karena enggak akan ada habisnya kalau mau diperdebatkan. Kita dukung seratus persen," tegas pria yang kini menjadi pelatih tim Siliwangi Bandung itu.
Sebelumnya, Ketua Umum PP PERBASI, Danny Kosasih mengungkapkan bahwa setidaknya harus mengeluarkan dana sebesar US$400 ribu atau setara dengan Rp5,5 miliar, untuk gaji pemain naturalisasi per tahun di luar honor per laga sebesar US$20 ribu, atau senilai Rp275 juta.