Senangnya Sean Gelael Bisa Jajal Mobil F1
- VIVA.co.id/Anang Fajar
VIVA.co.id – Di sela-sela kesibukannya menjalani balapan di ajang Formula 2 (F2), pembalap muda Indonesia, Sean Gelael, mendapat kesempatan mewujudkan impiannya sejak kecil. Dia menjadi pembalap yang menjajal mobil Formula 1 (F1) dari tim Toro Rosso.
Toro Rosso sendiri adalah tim "Red Bull"-nya F2. Pembalap F1 ternama seperti mantan juara dunia 2015, Sebastian Vettel, dan Max Verstappen, lahir dari tim ini.
Usai menjalani balapan perdana F2 di Sirkuit Sakhir, Bahrain, Sean Gelael langsung bergabung besama tim Formula 1 Toro Rosso. Sean akan mengikuti sesi latihan bebas selama dua hari untuk menguji keandalan mobil STR12 Toro Rosso di sirkuit yang sama.
Selain di Bahrain, Sean juga diberi kesempatan menguji STR12 di sirkuit Hungaroring, Budapest, dan Yas Marina, Abu Dhabi. Bagi Sean, momen ini menjadi pengalaman dan pembelajaran yang sangat penting untuk mematangkan kariernya sebelum menuju ajang Formula 1.
Sean musim ini menjalani balapan penuh keduanya di ajang F2. Musim 2017 ini Sean bergabung dengan tim Pertamina Arden, tim yang punya afiliasi dengan tim Toro Rosso dan Red Bull. Di tim ini, Sean berkolaborasi dengan pembalap asal Prancis, Norman Nato.
"Rasanya berkendara di balik kokpit mobil F1, sangat menakjubkan. Kalau dari cara mengemudi tidak jauh berbeda. Hanya saja power, ukuran ban, sangat berbeda, apalagi cornering di mobil F1 sangat berbeda dengan F2. Konsol-konsol di setir F1 juga lebih ribet," ujar Sean dalam konferensi pers di Leon Bar, Jakarta Selatan.
"Sebelum terjun langsung bersama mobil F1, saya juga harus melewati beberapa tahap seperti mengendalikan simulator dan lain-lain. Dan saat mengedarai mobil, wah itu rasanya tak bisa diungkapkan denan kata-kata. Karena itu impian saya sejak kecil," kata Sean.
Dalam acara ini, turut hadir bos Toro Rosso, Franz Tost. Dia mengaku takjub dengan bakat yang dimiliki Sean. Tost menunjukkan grafis performa Sean selama mengendarai mobil Toro Rosso, dibandingkan pembalap F1 yang sudah profesional.
Hasilnya, grafis kedua pembalap itu tak berbeda jauh. Artinya, tekni pengereman, teknik pengendalian gas dan selisih waktu untuk satu lap sangat tipis.
"Kita lihat saja apa kah Sean bisa melanjutkan kerja sama ini? Yang pasti saya melihat adanya potensi besar dalam dirinya untuk berkarier di Formula 1," kata Tost.