Gagal Mengaspal di F1, Rio Sempat Jadi Rebutan

Pembalap asal Indonesia, Rio Haryanto.
Sumber :
  • Manor Racing Media

VIVA.co.id – Rio Haryanto hampir dipastikan gagal mengaspal di ajang balap Formula 1 musim 2017. Itu setelah dia gagal bergabung dengan Sauber.

Tajir Melintir Lewis Hamilton Siap Beli Tim MotoGP yang Dibela Marc Marquez

Tapi, ternyata ada kisah menarik di balik kenyataan pahit ini. Rio sempat menjadi rebutan tim-tim F1.

Ada sekitar tiga tim yang mendekati Rio, termasuk Sauber. Hal tersebut diungkapkan oleh Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro.

Profil Athina Papadimitriou, Calon Istri Pembalap Rio Haryanto Sekaligus Keponakan Sandiaga Uno

Wianda tak menjelaskan secara rinci identitas dua tim lainnya. Hanya saja, saat mereka datang dan menawarkan kursi ke Rio, Pertamina bersikap selektif.

"Tentunya, kalau kami ingin sponsori di atas €5 juta, pertimbangannya adalah memilih tim yang bisa mengembangkan Rio secara optimal. Nilai kontrak yang diajukan Sauber, tak terlalu tinggi. Ada juga yang menawarkan angka tinggi, satu atau dua digit," kata Wianda kepada VIVA.co.id.

Rio Haryanto Lamar Keponakan Sandiaga Uno, Netizen: Patah Hati Nasional Pak!

Dari tiga tim yang ada, Wianda menilai Sauber paling pas. Hanya saja, tak ada kata sepakat yang tercapai antara Pertamina dan Sauber.

"Selain Pertamina punya bujet terbatas, pertimbangan cenderung ke Sauber adalah karena visi dan misi kami sama. Sayangnya, tak ada kesepakatan terkait batas waktu," ujar Wianda.

Rio sebenarnya masih memiliki peluang kembali ke F1. Sebab, kursi Manor Racing sampai sekarang masih kosong.

Hanya saja, ditegaskan Wianda, Pertamina tak akan memberikan sponsor andai pembalap 23 tahun tersebut memilih kembali ke Manor. Diungkapkan oleh mantan presenter televisi tersebut, Manor tak bisa memberikan jaminan prestasi kepada Rio.

"Kami mencari tim yang benar-benar serius di F1. Bukan tim yang kerap menghilang. Kami mau Rio berada di tim yang berpengalaman dan menjadikan F1 yang serius, seperti punya lembaga riset, pusat teknologi yang bagus, dan terpenting punya visi misi mengembangkan si pembalap itu sendiri," terang Wianda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya