Tidak Laku, Balapan F1 GP Malaysia Dihentikan?
- REUTERS
VIVA.co.id – Malaysia sedang berpikir untuk berhenti menggelar balapan Formula One (F1) setelah kontraknya habis pada 2018. Itu akibat terus menurunnya penjualan tiket dan penonton di televisi.
Menurut Bernama, pemerintah Malaysia dan penyelenggara balapan akan bertemu pada Kamis, 26 Oktober 2016, untuk memutuskan apakah akan kembali menggelar balapan di Sirkuit Sepang.
Dalam rangkaian unggahan ke Twitter, Menteri Olahraga Malaysia, Khairy Jamaluddin, mengatakan pengeluaran terlalu besar, sedangkan pemasukan tidak sebagus yang diharapkan.
"Saat pertama kali menggelar F1, kami dapat keuntungan yang sangat besar. GP pertama di Asia, di luar Jepang. Sekarang begitu banyak venue. Tak ada keuntungan untuk sirkuit lama. Tak ada sesuatu yang baru," tulis Jamaluddin.
"Penjualan tiket F1 menurun, penonton televisi turun. Turis asing turun karena mereka bisa memilih Singapura, China, Timur Tengah. Pemasukan tidak terlalu besar," lanjutnya.
Belum lagi kondisi Petronas, sponsor utama GP Malaysia, yang telah sulit imbas terus merosotnya harga minyak dunia.
Chief Executive Sepang International Circuit (SIP), Razlan Razali, mengatakan penjualan tiket terus menurun sejak 2014. Jumlah penonton F1 tahun ini di Malaysia paling rendah dalam sejarah.
Razali mengatakan meski Sepang masih terikat perjanjian dengan F1 sampai 2018, menghentikan sejenak gelaran F1 bisa menguntungkan negara itu untuk "beristirahat".
GP Malaysia musim 2016 digelar awal bulan kemarin saat pembalap Australia, Daniel Ricciardo, berhasil merebut kemenangan pertamanya musim ini. Balapan itu diwarnai kontroversi setelah sembilan warga Australia ditangkap di sirkuit setelah memakai baju renang dengan motif bendera Malaysia. Itu membuat warga lokal marah karena mereka dianggap menghina negara. (one)