Bos Honda Ungkap Kelicikan Ducati di MotoGP
- Crash.net
VIVA.co.id – Perseteruan Honda Racing Corporation dengan Ducati soal winglet atau sayap pada motor MotoGP kian memanas. Bos Honda, Shuhei Nakamoto, tak segan membongkar kelicikan dari pabrikan asal Italia tersebut dalam teknologi baru di motor itu.
Hampir semua pembalap unggulan MotoGP menggunakan winglet pada motornya, guna menjaga keseimbangan saat berada di tikungan. Akan tetapi, Asosiasi Produsen (MSMA), Dorna, FIM, dan Asosiasi Tim MotoGP (IRTA) akhirnya memutuskan pelarangan pemakaian winglet di musim depan untuk keselamatan para pembalap.
Ducati yang bisa dibilang menjadi tim perdana memakai sayap pada motor Desmosedici, tak terima dengan keputusan tersebut. Mereka menuding ada pihak yang tidak suka dengan terobosannya, bahkan Paolo Ciabatti menuding Honda sebagai dalangnya.
Ciabatti yang merupakan direktur olahraga Ducati melihat Honda tak ingin mereka berkembang di musim-musim mendatang. Namun, Honda langsung memberikan bantahan atas tudingan tersebut.
Nakamoto mengungkapkan bila Ducati sebagai tim yang licik karena menolak diajak bekerja sama untuk pengembangan winglet. Padahal, tim-tim MotoGP lainnya sudah setuju untuk melakukan diskusi atas pemakaian teknologi ini.
"Ducati mengatakan tidak untuk melakukan apapun. Semua pabrikan Jepang (Honda, Yamaha, Suzuki) setuju, dan Aprilia dalam beberapa hal juga demikian. Tapi, Ducati tidak ingin mendiskusikan apapun. Entah itu cara mereka atau bukan," kata Nakamoto, dilansir Sport Rider.
Nakamoto juga menentang pernyataan pihak Ducati lewat Gigi Dall’Igna yang mengklaim pelarangan winglet bakal berdampak pada perkembangan motor di masa mendatang. Dia melihat apa yang dilontarkan oleh Ducati benar-benar konyol.
"Itu juga tidak benar soal yang mereka katakan jika ini (pelarangan winglet) bakal mengganggu perkembangan motor di masa depan. Atau mungkin Anda pernah melihat motor jalanan Ducati menggunakan sayap?” ujarnya.
"Selain itu, Ducati adalah pihak yang meminta penggunaan tangki 22 liter ketika kami menggunakan semua menggunakan 20 liter dan penerapan software ECU standar. Konsumsi bahan bakar dan manajemen elektronik adalah dua hal yang berdampak pada motor ketika sampai ke konsumen," sambung Nakamoto. (one)