Start yang Bagus Jadi Kunci Sean Gelael di GP2 Austria
VIVA.co.id - Balapan GP2 Austria yang akan berlangsung di Sirkuit Red Bull Ring, Spielberg, pada akhir ini diprediksi akan berjalan ketat. Ini tergambar dari catatan waktu yang dibuat para pembalap dalam sesi latihan bebas dan kualifikasi, Jumat 1 Juli 2016.
Pada sesi latihan bebas, pembalap tim Prema Racing yang didukung Jagonya Ayam KFC Indonesia, Antonio Giovinazzi membuat catatan waktu tercepat satu menit 13,922 detik. Pembalap asal Italia yang menjadi juara pada balapan feature dan sprint di Baku City dua minggu lalu ini melahap dua puluh putaran.
Akan tetapi, catatan waktu yang dibuat Giovinazzi ini tidak terlalu jauh dengan 11 pembalap lainnya. Rentang waktu Giovinazzi dengan 11 pembalap ini tidak lebih dari satu detik.
Sedangkan pembalap asal Indonesia dari Pertamina Campos Racing, Muhammad Sean Gelael, mengukir waktu satu menit 14,923 detik dan menempati posisi pembalap tercepat ke-13. Buat Sean hasil ini sudah bagus.
Terlebih pembalap berusia 19 tahun ini juga menunjukkan laptime yang improve. Sayangnya, pada sesi kualifikasi Sean tidak bisa mempertahankan catatan waktu saat sesi latihan bebas.
Sean hanya bisa membuat catatan waktu terbaik satu menit 15,122 detik. Dengan catatan waktu ini Sean akan memulai balapan dari posisi ke-19. Adapun rekannya, Mitch Evans bisa memperbaiki catatan waktunya.
“Ya tentu akan kita evaluasi. Hasilnya memang kurang memuaskan. Mudah-mudahan pada balapan nanti Sean bisa membuat start yang bagus dan mendapat hasil yang lebih baik,” kata Direktur balap Tim Campos Pertamina Racing, Philippe Gautheron, dalam rilis yang diterima VIVA.co.id
Dari prediksi cuaca, balapan hari Sabtu akan diperkirakan hujan. Menurut Gautheron jika turun hujan, maka jalannya balapan akan lebih sulit diperhitungkan. Semua tim juga tidak akan mudah mengantisipasi setelan mobil yang pas untuk pembalap.
“Karakter sirkuit Red Bull Ring cepat kering. Artinya, kalau hujan lebat hanya berlangsung sesaat, maka trek juga langsung cepat kering. Situasi ini yang lebih sulit diantisipasi ketimbang hujan yang konstan dan lama,” ujar Gautheron.