Mengapa Peugeot Bisa Mendominasi Reli Dakar 2016?
Senin, 11 Januari 2016 - 12:47 WIB
Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id
- Sebelum Reli Dakar 2016 dimulai, tidak banyak yang menganggap Peugeot sebagai favorit. Apalagi, pabrikan asal Prancis itu menurunkan mesin 2008DKR16 yang belum teruji.
Dilansir dari Motor Sport pada Senin, 11 Januari 2016, Peugeot menempati posisi yang nyaman hingga akhir pekan lalu. 3 pereli ada di 3 besar, dengan memenangkan hampir setiap etape.
Baca Juga :
Peterhansel Memimpin di Etape 10
Dilansir dari Motor Sport pada Senin, 11 Januari 2016, Peugeot menempati posisi yang nyaman hingga akhir pekan lalu. 3 pereli ada di 3 besar, dengan memenangkan hampir setiap etape.
Persoalan terbesar tim Peugeot hanya pada kegagalan turbo, yang dialami Cyril Despres. Namun, tiga pereli yaitu Sebastien Loeb, Stephane Peterhansel dan Carlos Sainz, lolos dengan total selisih waktu hanya 5 menit.
Mereka siap bertarung pekan ini, melawan rival-rival dalam perjalanan dari Salta ke Rosario. Pengendara X-Raid Mini, Nasser Al-Attiyah di peringkat 4, terpaut 17 menit dari Loeb.
Di awal lomba, pereli asal Qatar itu tidak yakin dengan kemampuan Peugeot. Saat ini, pun Al-Attiyah masih yakin, bisa menyusul pencapaian para pengendara Peugeot. Namun, rekan setimnya, Orlando Terranova, punya pendapat berbeda.
"Mereka (Peugeot) telah membuktikan bisa sangat kuat. Mereka memperlihatkan pengendalian dan akselerasi yang lebih baik," kata Terranova yang berasal dari Argentina.
Al-Attiyah juga mengakui bahwa mobil-mobil Peugeot unggul dalam kecepatan. Namun, jenis lintasan, disebutnya memberi keuntungan pada Peugeot. Dia yakin mobil Mini yang digunakannya lebih unggul pada trek yang lebih berpasir.
Tim X-Raid Mini yang diunggulkan sebelum reli, berharap pada tantangan navigasi di pekan 2. Kegagalan Peugeot pada 2015, diharapkan lawan-lawan mereka, bakal kembali terjadi tahun ini.
"Kami tahu memiliki persoalan keseimbangan, dan harus melakukan sesuatu pada turbocharger. Tapi, konsep yang kami gunakan sudah tepat," kata bos tim Peugeot, Bruno Famin.
Peugeot mempertahankan mobil konsep buggy, dengan penggerak dua roda (2WD). Namun, mereka tampak telah melakukan peningkatan, di antaranya dalam hal efisiensi.
Pada 2015 lalu, Peterhansel adalah satu-satunya pengendara Peugeot, yang berhasil finis di peringkat 11 dalam total catatan waktu. Untuk Reli Dakar 2016, mereka harus melakukan perbaikan total.
Peugeot mendistribusikan bobot mobilnya, menciptakan kendaraan yang seimbang. Tambahan dengan pelindung mesin, serta desain ulang saluran penghisap udara depan, untuk mencapai kesimbangan aerodinamika yang lebih baik.
Teknisi tim Peugeot berhasil dalam efisiensi mesin, menambah tenaga menjadi 350 tenaga kuda (hp) dari mesin diesel 3.0 V6 twin-turbo. Artinya, mereka memiliki tenaga 30 hp lebih besar dari X-Raid Mini, yang berpenggerak empat roda (4WD).
Lintasan yang harus dilalui masih panjang, namun pengendara Mini Guerlain Chicherit, khawatir tidak ada yang bisa menghentikan Peugeot. Baginya tim pabrikan Prancis itu sudah mengalahkan Mini.
X-Raid disebut Chicherit, harus melakukan langkah maju, jika ingin kembali bertarung pada 2017. "Kami mengembangkan buggy, tapi tidak bisa dibandingkan dengan Peugeot. Mereka punya anggaran dan tidak ada yang bisa secepat mereka," katanya.
"Pengendara mereka tidak hanya hebat, tapi mobilnya juga yang terbaik di semua kondisi sejauh ini. Mereka luar biasa cepat, saya pikir mereka bisa memenangkan Dakar 2016," ujarnya. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Persoalan terbesar tim Peugeot hanya pada kegagalan turbo, yang dialami Cyril Despres. Namun, tiga pereli yaitu Sebastien Loeb, Stephane Peterhansel dan Carlos Sainz, lolos dengan total selisih waktu hanya 5 menit.