Cerita Jawara F1 Bertaruh Nyawa di Kota Judi

Macau
Sumber :
  • SCMP

VIVA – Meski kamu mungkin bukan penggemar olahraga balap mobil, namun nama Michael Schumacher dan Ayrton Senna pasti familiar di telinga. Keduanya adalah mantan pembalap Formula 1, yang pertama saat ini menderita lumpuh dan yang kedua tewas dalam kecelakaan.

Statistik F1 GP Las Vegas Akhir Pekan Ini, Persaingan Max Verstappen dan Lando Norris Makin Membara

Masing-masing pembalap memiliki sejarah yang sama tenarnya. Senna adalah seorang pembalap yang agresif, sering melakukan hal berbahaya namun dengan perhitungan matang. Sementara, Schumacher dikenal sebagai jenius di lintasan basah.

Dilansir dari SCMP, Rabu 14 Agustus 2019, kedua nama itu juga memulai karir di tempat yang sama, tapi zamannya berbeda. Sebelum bisa duduk di dalam mobil Formula 1, mereka harus lebih dulu aktif balapan di Formula 3.

Persaingan Sengit Juara Dunia F1, McLaren Yakin Lando Norris Kejar Max Verstappen

Salah satu sirkuit paling menantang yang digelar untuk F3 ada di Macau, China. Saat pertama menggelar ajang balap di 1954, Sirkuit Guia kondisinya jauh dari kata sempurna. Hanya ada tanah dan pasir di lintasan sepanjang enam kilometer tersebut.

Sirkuit Guia di Macau

Kualifikasi F1 GP Sao Paulo Ditunda, Catat Jadwal Barunya

Sama seperti Monako, balap di Macau juga menggunakan jalan raya sebagai jalurnya. Saat kota yang terkenal dengan kegiatan judi itu mulai dikenal di kalangan pembalap, lintasan diubah jadi lebih baik. Tikungan tusuk konde Melco jadi titik paling terkenal, karena lebarnya hanya tujuh meter.

Ayrton Senna mulai dikenal sebagai pembalap lihai, saat ia berhasil memenangkan balapan internasional pertama di kota tersebut. Hal itu terjadi di 1983, ketika ia mengendarai mobil Toyota.

Ayrton Senna

Pada 1990, masyarakat Macau menyaksikan salah satu duel sengit, yang menjadi awal rivalitas dari dua pembalap F1 tenar, yakni Schumacher dan Mika Hakkinen. Pada balapan pertama, Hakkinen dengan mudah memenangi lomba.

Namun di balapan kedua, pria asal Finlandia itu harus menghajar tembok, lantaran mobilnya senggolan dengan milik Schumacher. Keduanya gagal finish, sehingga gelar juara diberikan ke Eddie Irvine dan Mika Salo.

Mika Hakkinen (kiri) dan Michael Schumacher (kanan)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya