Tim Kaya di YCR 2019, Sewa Cewek Cantik dan Keluar Duit Miliaran

Umbrella girl milik tim Yamaha Yamalube Suhandi 88 Racing Team
Sumber :
  • VIVA / Satria Permana

VIVA – Masih membalap di lingkup nasional, Yamaha Yamalube Suhandi 88 Racing Team ternyata sudah memiliki pengelolaan tim yang mumpuni. Mereka layaknya tim balap profesional yang berkelas internasional.

FIM MiniGP Indonesia Digelar di Sirkuit GBT Surabaya, Gali Talenta Bocil Jadi Pembalap Dunia

Dari perlengkapan yang dibawa ke Sirkuit Pancing, Medan, saja sudah terlihat bagaimana kekuatan finansial mereka. Suhandi Angryawan, selaku pemilik Suhandi 88, menyatakan memang ingin membangun sebuah tim balap yang tak sembarangan.

Suhandi sadar, dunia balap bisa menjadi pekerjaan yang menjanjikan untuk sebagian kalangan.

Seri Terakhir Superchallenge Supermoto Race 2024 Janjikan Pertarungan Sengit

"Jadi, bukan cuma susun soal gaji dan kebutuhan membalap saja. Saya juga harus pikirkan bagaimana pengembangan peralatan, teknologi, kan setiap tahun ada perkembangan," ujar Suhandi kepada VIVA, Minggu 30 Juni 2019.

"Pun, saya pikirkan jaminan seperti asuransi, dan tunjangan lainnya. Saya tak cuma perhatikan pembalap, mekanik dan elemen lainnya juga sama. Mereka mendapat layanan sama," lanjutnya.

Aismoli Tegaskan Motor Listrik Konversi Tak Bisa Sembarangan Ikut Balapan

Suhandi mengakui olahraga balap terbilang mahal. Uang ratusan juta, dijelaskan Suhandi, tak cukup untuk menghidupi sebuah tim dalam satu tahun. Maka dari itu, banyak tim lokal yang gulung tikar dengan cepat.

Kekuatan finansial memang jadi masalah utama di dunia balap Indonesia. Maka dari itu, menurut Suhandi, perlu ada perhitungan finansial yang cermat agar anggaran tak membengkak.

"Naik dan turun. Banyak tim yang kewalahan. Sponsor tak didapat, tapi uang cepat keluarnya. Makanya, saya tak mau sembarangan. Harus matang. Saya ini mantan pembalap, 33 tahun memacu mobil di sirkuit. Untuk tim yang saya kelola saja, harus keluar uang setidaknya Rp1,8 miliar,” tuturnya.

“Jadi, balapan sudah jiwa saya. Saya harus cermat. Oke, ada mekanik yang dirayu dapat gaji besar di tim lain. Tapi, apakah tim itu bisa bertahan dua hingga tiga bulan? Tidak juga. Saya kasih sekian ke mekanik dan pembalap, tapi ada jaminan kelangsungan," ujar Suhandi.

Potret profesionalisme Suhandi 88 Racing Team sebenarnya bisa dilihat dari paddock mereka. Peralatan yang dimiliki begitu mumpuni.

Peserta Yamaha Cup Race 2019, Yamaha Yamalube Suhandi 88 Racing Team

Ditambah, mereka mengambil terobosan yang jarang ditempuh tim balap motor Indonesia, menyewa umbrella girl secara mandiri. Ya, umumnya, di event balap motor Indonesia, tim-tim mengandalkan umbrella girl yang disediakan oleh panitia.

"Mereka sebagai pemanis. Ya, masa di sirkuit sudah panas, cowok-cowok semua lagi, kan lihatnya kurang elok juga. Ada cewek, cantik, sebagai penyegar. Supaya melenturkan atmosfernya. Jadi, ada pemandangan indah," kata Suhandi.

Bukan cuma umbrella girl lokal, Suhandi mengaku sempat menyewa umbrella girl asing.

Keterangan dari Manajer Tim Suhandi 88, Dhaniel Erika alias Korik, Suhandi sempat menyewa umbrella girl asal Maroko.

"Budget sewa umbrella girl? Yah, tak ada batasannya lah. Tapi, kami tanggung jawab ke mereka. Tiket pesawat kalau butuh kami sediakan, hotel, kami perhatikan mereka sejak berangkat hingga pulang," tutur Suhandi.

Salah satu umbrella girl yang bekerja di Suhandi 88 Racing Team, Cacha, mengaku senang bisa bekerja di atas sirkuit. Cacha mengakui bekerja di atas sirkuit terbilang tak enak, karena panas.

Namun, banyak tantangan yang diterimanya saat menemani para pembalap di atas lintasan.

"Digodain sering, tapi masih bisa diatasi lah. Enak sih kerja di sirkuit. Dukung perkembangan dunia balap juga kan. Panas, tapi banyak pengalaman dan bisa membuka wawasan. Keluarga dukung juga," terang Cacha.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya