Logo Olimpiade Tokyo 2020 Dituduh Plagiat
Selasa, 1 September 2015 - 14:44 WIB
Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id
- Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 dipaksa untuk segera mengganti logo resmi, sebulan setelah desainer mengakui telah menyalin materi presentasi dari Internet, walau menolak tuduhan plagiat.
Dilansir dari
Reuters
, Selasa, 1 September 2015, pertanyaan tentang logo muncul segera setelah desainer Belgia, Olivier Debie, pada Juli lalu, mengatakan logo yang digunakan untuk Olimpiade Tokyo 2020 terlalu mirip dengan logo hasil karyanya.
Logo itu dibuat Debie untuk Threatre de Liege, dan menuntut penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 untuk menghentikan penggunaannya. Debie dan Theatre disebut telah mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan setempat.
Kenjiro Sano yang menjadi desainer Olimpiade Tokyo, telah menolak tuduhan plagiat sejak pengumuman logo pada 24 Juli lalu. Para pejabat Jepang juga bersikeras mendukung Sano, sejak dimulainya kontroversi logo.
Mereka berdalih telah melakukan penelusuran menyeluruh, sebelum memilih logo dan logo theatre yang dibuat Debie tidak diberi merek dagang, sehingga tidak ada persoalan hukum.
Tapi keresahan publik meningkat Agustus lalu, setelah kantor desain Sano meminta satu perusahaan bir, untuk menghentikan menggunakan beberapa desain dalam kegiatan promosi mereka, menyebut desain itu meniru hasil karyanya.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan stasiun televisi TBS, memberi hasil 85 persen responden berpikir, bahwa logo Olimpiade Tokyo harus diubah. "Saya pikir kita butuh penjelasan lengkap dari Sano. Saya merasa dikhianati," kata Gubernur Tokyo Yoichi Masuzoe.
Baca Juga :
Menteri Pertahanan Jerman Bantah Plagiat Tesis
Logo itu dibuat Debie untuk Threatre de Liege, dan menuntut penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 untuk menghentikan penggunaannya. Debie dan Theatre disebut telah mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan setempat.
Kenjiro Sano yang menjadi desainer Olimpiade Tokyo, telah menolak tuduhan plagiat sejak pengumuman logo pada 24 Juli lalu. Para pejabat Jepang juga bersikeras mendukung Sano, sejak dimulainya kontroversi logo.
Mereka berdalih telah melakukan penelusuran menyeluruh, sebelum memilih logo dan logo theatre yang dibuat Debie tidak diberi merek dagang, sehingga tidak ada persoalan hukum.
Tapi keresahan publik meningkat Agustus lalu, setelah kantor desain Sano meminta satu perusahaan bir, untuk menghentikan menggunakan beberapa desain dalam kegiatan promosi mereka, menyebut desain itu meniru hasil karyanya.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan stasiun televisi TBS, memberi hasil 85 persen responden berpikir, bahwa logo Olimpiade Tokyo harus diubah. "Saya pikir kita butuh penjelasan lengkap dari Sano. Saya merasa dikhianati," kata Gubernur Tokyo Yoichi Masuzoe.
Baca Juga :
Band Korea Ini Dituding Plagiat Lagu Band Irlandia
Drug Restaurant vs Two Door Cinema Club.
VIVA.co.id
29 Juli 2016
Baca Juga :