Kobe Bryant dan Deratan Atlet Top Dunia yang Tewas Kecelakaan Pesawat
- NBC Sports
VIVA – Legenda NBA, Kobe Bryant tewas dalam kecelakaan helikopter di California, Minggu 26 Januari 2020, atau Senin dini hari WIB, 27 Januari 2020. Bryant meregang nyawa bersama putrinya, Gianna yang berusia 13 tahun.
Total ada sembilan orang dalam helikopter nahas itu, termasuk Bryant dan Gianna. Dugaan sementara, helikopter berjenis Sikorsky S-76B yang ditumpangi Bryant jatuh karena kondisi cuaca yang buruk.
Kepolisian Los Angeles (LAPD) pun mengeluarkan pernyataan yang sama. Juru bicara LAPD, Josh Rubenstein, menyatakan pihaknya sempat mengandangkan armada helikopter milik mereka karena situasi yang tak aman.
"Kondisi cuaca tak memenuhi standar minimum dalam urusan penerbangan," kata Rubenstein dilansir Los Angeles Times.
Bryant merupakan satu di antara sejumlah atlet dunia yang meregang nyawa karena kecelakaan. Sebelum Bryant, ada sejumlah atlet yang mengalami peristiwa nahas seperti Bryant, siapa saja mereka?
1. Torino 4 Mei 1949
Jauh sebelum Bryant, kecelakaan pesawat lebih dulu merenggut nyawa 18 pemain klub Serie A, Torino.
Bencana yang dijuluki The Superga itu terjadi pada 4 Mei 1949 ketika pesawat yang membawa hampir seluruh skuat Torino menabrak bukit Superga, dekat Turin.
Saat kecelakaan itu, Serie A menyisakan empat pertandingan lagi, dan Torino berpeluang besar untuk meraih juara.
Melansir BBC. dua hari setelah kecelakaan itu, setengah juta orang berbaris di jalan-jalan saat pemakaman diadakan.
Torino dianugerahi gelar Serie A, atas permintaan klub-klub lainnya. Para klub-klub pesaing Torino, bahkan mengaku sebenarnya sudah menyerah mengejar gelar juara. Dan, ternyata hanya nasib yang bisa mengalahkan Torino.
2. Manchester United - 1958
Sebanyak 23 orang dari 44 penumpang yang terdiri pemain Machester United, pelatih, wartawan, suporter, dan kru pesawat tewas seketika saat ‘burung besi’ British European Airways gagal lepas landas di bandara Munich, Jerman pada 6 Februari 1958.
Melansir Fox Sport, para pemain MU sudah memiliki firasat bahwa akan ada hal yang tidak beres terjadi.
Sebanyak dua kali kesempatan take off gagal dilakukan akibat berbagai masalah yang terjadi pada pesawat bertipe Airspeed Abassador 2 buatan 1952 tersebut.
Dan, pada percobaan ketiga, pesawat itu akhirnya benar-benar membawa 23 korban terbang ke pangkuan Tuhan yang Maha Esa.
3. Tim Nasional Zambia - 1993
Nasib nahas juga diterima Tim Nasional Zambia yang akan berangkat menuju Senegal untuk menjalani laga kualifikasi Piala Dunia 1994.
Rakyat Zambia saat itu menaruh harapannya kepada para pemain. Masyarakat Zambia sangat ingin melihat timnas mereka berlaga di kompetisi terbesar di bumi itu. Namun, harapan sirna pada 27 April 1993.
ESPN melaporkan, seluruh pemain Zambia, pelatih, staf, dan pilot yang total berjumlah 30 orang tewas dalam kecelakaan pesawat Angkatan Udara Zambia DHC-5 Buffalo.
Pesawat tersebut jatuh di Samudera Atlantik, satu mil dari garis pantai Gabon. Butuh 10 tahun untuk mengungkap penyebab kecelakaan tersebut.
Pihak keamanan mengatakan kecelakaan itu terjadi akibat pilot mematikan mesin setelah terjadi kebakaran di bagian mesin.
Di balik duka itu, tersisa satu pemain andalan Zambia yaitu Kalusha Bwalya, Dia selamat lantaran tak ikut rombongan. Saat itu, Bwalya berencana untuk terbang langsung ke Senegal dari Belanda karena dia masih bersama timnya PSV Eindhoven.
4. Bos Leicester City, Vichai Srivaddhanaprabha - 2018
Kali ini bukan seorang olahragawan, tapi pemilik klub Premier League, Leicester City. Dia konglomerat asal Thailand bernama Vichai Srivaddhanaprabha.
Pria kelahiran 4 April 1958 itu meninggal tak jauh dari King Power Stadium (markas Leicester) selepas pertandingan Premier League melawan West Ham.
Reporter Sky Sports, Rob Dorsett mengatakan helikopter itu lepas landas dari lapangan, sebagaimana terjadi setiap usai pertandingan.
Dia mengatakan bahwa setelah beberapa detik heli itu tampaknya kehilangan kontrol dan menabrak tempat parkir.
5. Emiliano Sala - 2019
Cita-cita pemain asal Argentina itu bermain di Premier League dihadang nasib. Sala tak sempat merasakan kerasnya persaingan di Tanah Inggris.
Padahal, harapan itu tak lama lagi akan terwujud. Sala sudah menuntaskan kontrak dengan Nantes dan akan bertolak menjemput mimpinya ke Cardiff City.
Namun, Sala tak kunjung sampai ke Cardiff karena pesawat Piper Malibu yang ditumpanginya
jatuh di kawasan Selat Inggris.
Jasad Sala ditemukan, tapi sampai sekarang keberadaan pilot David Ibbotson masih jadi misteri. Melansir The Sun, pesawat itu sempat mengalami masalah pada mesinnya. Hingga akhirnya, pesawat gagal terbang sebanyak tiga kali.
Pilot nekat menerbangkan Sala pada malam hari. Tepat pada pukul 20.30 waktu setempat, pesawat akhirnya hilang kontak.
Selama penerbangan, Sala merasa ketakutan dan sudah punya firasat akan meninggal. Dia sempat mengatakan itu kepada rekan satu timnya di Nantes melalui pesan yang dikirmnya melalui telepon selular.
"Hei kawan, apa kabarmu? Saya lelah, sedang berangkat dari Nantes, melakukan banyak hal, dan tak pernah berhenti. Saya di pesawat yang berpotensi jatuh," kata Sala dalam pesan tersebut, dikutip Mirror.
"Kawan, bagaimana kabar kalian, sehat? Jika kalian tak mendengar kabar dari saya selama 1,5 jam, saya tak tahu, jika mereka akan kirim orang untuk melakukan pencarian. Saya takut! Ayah, saya takut," lanjutnya.
Sala pun benar-benar hilang. Tubuhnya ditemukan dari puing-puing pesawat pada 7 Februari 2019.