Kemeriahan Borobudur Marathon Jadi Perhatian Besar Pemprov Jateng
- VIVAnews/Donny Adhiyasa
VIVA – Kawasan Candi Borobudur di kota Magelang, Jawa Tengah, mendadak bergemuruh pada Minggu dini hari 17 November 2019. Tak cuma itu, salah satu objek warisan keajaiban dunia itu dipadati oleh ratusan pelari dari puluhan negara yang merupakan peserta dari gelaran Borobudur Marathon 2019.
Ajang maraton bergengsi yang memadukan keseruan berlari berbalutkan festival budaya, wisata dan kuliner di Provinsi Jawa Tengah tersebut mencapai puncaknya dengan menggelar 3 kategori lomba: Marathon, Half Marathon dan 10 K.
Tepat pukul 05.00 WIB, rombongan peserta kategori Marathon dilepas dengan flag off untuk start oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Direktur Utama Bank Jateng, Supriyatno serta Ketua KONI Jawa Tengah, Jenderal Subroto serta sejumlah tamu undangan VVIP lainnya.
Dalam sambutannya, Ganjar menyambut antusias meriahnya suasana ajang Borobudur Marathon 2019 sebagai agenda sport tourism andalan Provinsi Jawa Tengah yang berkelas dunia. Pada pagi tadi, Ganjar pun turut serta ambil bagian di kategori 10KM.
"Menarik, Borobudur Marathon tahun pertama kita masih ngajak orang lari. Tahun kedua, kita sudah tidak mengajak dan semua ngantri," ungkap Ganjar Pranowo di depan para peserta yang hadir.
"Nah tahun ketiga ini, dengan balance system semua orang makin penasaran karena sistem penyelenggaraannya semakin bagus dan diharapkan menjadi ajang best marathon di Indonesia dan saya merasakan apa yang masyarakat rasakan," jelasnya.
Selain dari kalangan profesional, para peserta juga berasal dari berbagai latar belakang seperti sejumlah komunitas lari, penyandang disabilitas, jajaran Pemprov Jawa Tengah, kalangan TNI Polri, pelajar, jurnalis serta warga masyarakat Magelang dan sekitarnya.
Tak cuma itu, beberapa peserta juga berlomba menggunakan kostum dan penampilan yang unik serta menarik perhatian. Keseruan dari kostum-kostum unik itu pun turut menghibur para warga sepanjang jalur lintasan lomba.
Keseruan berlari di tengah-tengah pedesaan yang asri dan sejuk tentunya sangat menawarkan pengalaman berkesan bagi para penggemar olahraga lari.
Indahnya pemandangan dan interaksi yang menyenangkan dengan warga sekitar pun jadi sesuatu yang sangat unik dan manarik. Seusai finish, para pelari akan dijamu aneka kuliner khas desa-desa yang lokasinya dilewati jalur lari tersebut.
Jika dibandingkan tahun lalu, jumlah peserta mengalami kenaikan. Tahun lalu jumlah pendaftar sekitar 10.000 namun yang ikut serta cuma 9.700 peserta, dengan memperebutkan total hadiah senilai Rp2,7 miliar. (ren)