Perjuangan Kevin/Marcus Cs di Tengah Krisis Hong Kong
- Twitter/@INABadminton
VIVA – Gelombang protes masih muncul di Hong Kong. Saking kencangnya, sejumlah bentrok tak terhindarkan dan membuat situasi di sana menjadi tak terkendali.
Di tengah kondisi tak menentu tersebut, ajang bergengsi Hong Kong Open 2019 terus berlangsung. Turnamen dengan kategori BWF Super 500 tersebut tetap dilangsungkan di tengah adanya desingan peluru karet yang dilepaskan polisi demi mengusir demonstran.
Bohong, jika protes tak berpengaruh dalam eksistensi Hong Kong Open. Beberapa atlet sempat terkendala saat ingin berangkat ke Hong Kong Coliseum, tempat di mana pertandingan dilangsungkan.
Pebulutangkis tuan rumah, Cheung Ying Mei, sempat terjebak kemacetan akibat jalan yang dilaluinya dipenuhi massa. Beruntung, Cheung bisa datang tepat waktu. Hingga akhirnya, dia menang atas tunggal Indonesia, Lyanny Alessandra Mainaky.
Terkait jumlah penonton yang hadir, ada sedikit penurunan. Banyak yang lebih memilih untuk berdiam diri di rumah, dan menontonnya dari televisi. Tapi, tak sedikit yang mau menonton langsung untuk mendukung jagoan mereka.
"Meski, di kota sedang terjadi aksi protes, mereka tetap datang. Apa pun, mereka lakukan demi mendukung tim Hong Kong. Kami tetap fokus dalam pertandingan, meski protes terus berlangsung," kata salah satu anggota ganda putra Hong Kong, Chang Tak Ching, dilansir The States Man.
Situasi yang sama tentu dialami oleh wakil Indonesia. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan kawan-kawan tentunya merasakan seperti apa rasanya bertanding di tengah krisis Hong Kong.
Juru bicara BWF menyatakan pihaknya sudah memikirkan skema terkait pengamanan event Hong Kong Open. Mereka telah mengatur berbagai kebutuhan atlet dan lainnya, agar event bisa berjalan dengan lancar.
"Kami sudah meninjau ulang soal status keamanan dalam turnamen. Prioritas pertama adalah keamanan untuk atlet, ofisial, penonton, staf, dan elemen lainnya, baru setelahnya kami ambil langkah terbaik terkait event ini," kata sang juru bicara.