Menelusuri Kekayaan Sejarah Ibukota di Electric Jakarta Marathon
- VIVAnews / Yudhi Maulana
VIVA – Lomba lari terbesar di Indonesia, Electric Jakarta Marathon kembali menyapa. Di edisi ketujuh, ajang ini akan menawarkan pengalaman berbeda kepada para peserta. Apa itu?
Ajang sport tourism Jakarta Marathon yang digelar sejak tahun 2013 lalu ini menyasar Jakarta sebagai venue penyelenggaraan. Hingga saat ini, sudah ada 16.500 peserta yang akan bersaing di beberapa nomor lari.
Mulai dari Full Marathon (42,195 km), Half Marathon (21 km), 10K (10 km), 5K (5 km), dan Maratoonz (1 km) untuk anak-anak usia 5 hingga 10 tahun. Uniknya peserta tak cuma lokal, ada juga yang berasal dari Malaysia, India, Amerika Serikat, Prancis, Belanda hingga Jepang.
Pun, para peserta di tahun penyelenggaraan ini dipastikan akan mendapat pengalaman berbeda.
Mereka akan dibawa oleh Electric Jakarta Marathon 2019 mengarungi rute indah Jakarta. Memilih titik start di kawasan Gelora Bung Karno, beberapa kawasan ikonik Jakarta akan dilalui peserta, seperti Kota Tua, Fatahillah Square, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, hingga gedung-gedung pencakar langit.
"Sejak digelar, event ini ditujukan sebagai wisata olahraga bagi peserta mancanegara dan luar Jakarta. Tahun ini, kami ingin meningkat ke IAAF Road Race Silver Label, agar menjadi bukti, Jakarta Marathon sebagai level internasional," ucap Chairman Jakarta Marathon, Sapra Nirwandar.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Edy Junaedi, menyambut positif ajang ini. Dia berharap Electric Jakarta Marathon 2019 bisa menjadi jalan efektif untuk meningkatkan pariwisata di Ibukota.
"Event ini merupakan wujud nyata keseriusan Jakarta menjadikan kota ini sebagai pusat pariwisata. Pesertanya juga sangat luar biasa," ujar Edy.