Kecelakaan di Catalunya Jadi Biang Kegagalan Dovizioso Musim Ini
- www.instagram.com/andreadovizioso
VIVA – Pembalap Ducati, Andrea Dovizioso, sudah merelakan gelar juara jatuh ke genggaman Marc Marquez. Bahkan, dia merasa sudah kehilangan gelar sejak Juni lalu saat membalap di MotoGP Barcelona.
Sejak musim 2017, Dovizioso menjadi satu-satunya penantang Marquez dalam perebutan gelar juara. Namun, tak sekali pun pembalap asal Italia itu mampu mematahkan dominasi The Baby Alien di kelas tertinggi.
Dan tren negatif itu tampak masih akan berlanjut pada musim ini. Terbukti, saat ini Marquez sudah unggul 98 poin dari Dovizioso yang berada di peringkat kedua dan hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk menyegel gelar juara.
Menurut pembalap 33 tahun itu, impian meraih juara musim ini sudah buyar sejak gagal menyelesaikan balapan di MotoGP Catalunya lantaran mengalami kecelakaan. Sementara itu, Marquez berhasil menyelesaikan balapan sebagai juara di seri tersebut.
Padahal, sebelum melakoni balapan di Catalunya, perolehan poin Dovizioso masih 103, hanya berselisih 12 poin dari Marquez. The Baby Alien yang sukses finis pertama membuat jarak menjadi 37 poin.
Sejak itu, laju pembalap asal Spanyol semakin tak tertahankan. Membuat pembalap lain makin kesulitan menjegal langkahnya meraih juara dunia untuk kali keempat secara beruntun.
"Saya bukan orang yang suka mencari alasan dan saya tak mau memulainya. Tapi, ketika Anda gagal meraih poin yang tak disebabkan Anda sendiri, itu mengubah segalanya," ujar pembalap asal Italia dikutip Motorsport.
"Sampai seri Barcelona kami memang tertinggal, tapi jaraknya dekat (12 poin). Tapi, insiden di sana melumpuhkan kami," tuturnya.
Dovizioso menambahkan, saat dia berusaha untuk bangkit menipiskan ketertinggalan poin, musibah kembali didapat di MotoGP Inggris. Dia terjatuh di Sirkuit Silverstone setelah insiden tabrakan dengan Fabio Quartararo.
"Kami hanya bisa menantangnya sesekali di pertengahan musim. Kemudian, kecelakaan di Silverstone terjadi," kata Dovizioso.
"Tak ingin mengatakan tanpa dua insiden itu, saya akan mampu menantang Marc karena kami hanya bisa finis di depannya saat di Austria. Itu kenyataan dan saat ini tak ada yang bisa menghentikan Marc," ujarnya.