Imam Nahrawi Sempat Terima Juara Asia Sebelum Jadi Tersangka Suap
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Kabar mengejutkan mengguncang dunia olahraga Indonesia. Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, ditetapkan sebagai tersangka suap dana hibah KONI oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Imam dinyatakan terlibat dalam proses penggelapan dana hibah KONI. Diduga, Imam menerima uang suap sebesar Rp1,5 miliar.
Penetapan tersangka terhadap Imam memukul olahraga Indonesia. Bagaimana tidak, selama ini Imam dikenal dekat dengan stakeholder olahraga nasional, khususnya atlet.
Bahkan, beberapa jam sebelum penetapan tersangka, Imam sempat menjamu barisan juara Asia sambo. Ya, itu terlihat lewat akun instagram Imam.
Dalam unggahannya, Imam menerima beberapa atlet sambo yang mampu meraih medali dalam Kejuaraan Asia di India, 11 hingga 16 September 2019 lalu.
Pun, Imam juga memberikan apresiasi terhadap atlet yang mampu meraih medali dalam Kejuaraan Dunia di Korea Selatan, 1 hingga 6 September 2019 silam.
"Kami kaget. Hanya beberapa jam sebelumnya, kami diterima pak Menteri di kediamannya. Tentu, kami begitu terpukul," kata Ketua PB Persambi, Krisna Bayu, kepada VIVAnews, Kamis 19 September 2019.
"Saat menyambut kami, yang meraih tiga emas, satu perak, dan tiga perunggu, beliau begitu mendukung sambo Indonesia. Beliau heran, dengan anggaran terbatas, sambo Indonesia bisa berprestasi. Pun, beliau memberi dukungan kepada kami untuk mencatatkan prestasi lain," lanjutnya.
Hal menarik lainnya, saat dijamu, seluruh atlet sambo Indonesia sempat melayangkan permintaan. Mereka minta diakomodir oleh Imam untuk bisa menggelar pemusatan latihan di Uzbekistan jelang menghadapi berbagai ajang bergengsi.
"Atlet yang sempat ketemu kaget. Pastinya, mereka juga terpukul. Mereka sampai telepon saya, tanya kepada saya bagaimana kelanjutan aspirasi untuk TC di Uzbekistan. Ada juga yang tanya, jabatannya kan tinggal sebulan lagi, kenapa penetapannya saat masih menjabat sebagai menteri," ujar Krisna.
Krisna menyatakan penetapan Imam sebagai tersangka harus ditinjau secara obyektif. Pun, stakeholder olahraga nasional, disebutnya, bakal menghormati proses hukum yang berjalan.
"Olahraga Indonesia sedang berduka. Setelah olahraga nasional berada dalam titik tertinggi pada Asian Games 2018, di akhir tahun kita dikejutkan dengan adanya OTT KPK. Hingga akhirnya, berujung pada penetapan tersangka pak Menteri. Tentu, semua harus disikapi secara obyektif dan kami menghormati proses hukum yang berjalan," jelas legenda judo Indonesia itu. (ase)