KPAI Cabut Surat Pemberhentian Audisi, Apa Langkah PB Djarum?
- Vivanews/Nurhendra Saputra
VIVA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, memberi lampu hijau kepada PB Djarum untuk melanjutkan program audisi umum bulutangkis. Sempat menjadi polemik karena digugat oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), program tersebut sempat diputuskan untuk berhenti pada 2020 mendatang.
Publik lantas terkejut dan ada pula yang marah. Mereka menganggap tudingan KPAI jika PB Djarum sudah mengeksploitasi anak dengan produk rokok adalah hal mengada-ada. Melihat masalah ini, Imam pun bereaksi.
Dia tak ingin polemik ini menjadi berkepanjangan. Pada Kamis 12 September 2019, akhirnya dia mengundang Ketua KPAI, Susanto, Lius Pongoh sebagai perwakilan PB Djarum, dan Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto.
"Hari ini kami menggelar rapat koordinasi. Tujuannya adalah mencari solusi agar audisi bulutangkis tetap berkesinambungan, agar ketersediaan atlet bulutangkis usia muda," kata Imam saat konferensi pers usai pertemuan," kata Imam saat konferensi pers.
Imam membeberkan, hasil dari pertemuan itu adalah memberi kesempatan kepada PB Djarum untuk melanjutkan audisi umum bulutangkis, tapi berganti nama. Terkait dengan surat dari KPAI tertanggal 29 Juli 2019 kepada PB Djarum yang meminta agar program dihentikan resmi dicabut.
"PB Djarum sepakat mengubah nama yang semula Audisi Beasiswa PB Djarum 2019 menjadi Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis, tanpa menggunakan logo, merek dan brand image Djarum," beber Imam.
Meski sudah mendapat lampu hijau dari Menpora, akan tetapi PB Djarum masih harus melakukan koordinasi. Sebabnya, masalah ini sudah menyedot perhatian publik yang begitu luas.
"Tahun 2020 kita konsolidasi terlebih dahulu. Karena kasus ini mengganggu banyak orang dan kita juga. Jadi nanti kita bicara dengan pemilik PB Djarum dulu," kata Lius.
Untuk melanjutkan program pada 2019 ini, dipastikan Lius pihaknya sudah mengambil kebijakan. Brand image Djarum di baju peserta dan titel program resmi dihilangkan. Tapi, untuk pelatih, wasit, dan staf masih ada, sesuai dengan kesepakatan bersama KPAI. (one)