Memori Juara Dunia 1997, Aksi Candra/Sigit Geser Tahta Ricky/Rexy

Ganda putra legendaris Indonesia, Sigit Budiarto/Candra Wijaya
Sumber :
  • pbdjarum.org

VIVA – Romantika tentang kejayaan pasangan ganda putra bulutangkis Indonesia sepertinya menjadi cerita yang tak akan ada habisnya. Setiap era punya masa nostalgia tersendiri yang tentunya punya kisah-kisah heroik, unik dan sangat ikonik di zaman mereka.

Upaya Menpora Agar Pencak Silat Diakui IOC dan Dipertandingkan di Olimpiade

Cerita itu pula yang hadir dari mengemukanya salah satu duet legendaris akhir 90an atas nama Candra Wijaya/Sigit Budiarto. Hadir menjelma sebagai pasangan tangguh di tengah dominasi para ganda putra dunia, termasuk senior ternama mereka Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky, aksi Candra/Sigit nyatanya mulai menyita perhatian.

Adalah pentas Kejuaraan Dunia 1997 yang jadi saksi jejak fenomenal salah satu duet hasil tangan dingin pelatih Herry Iman Pierngadi itu. Merebut mahkota juara di tengah kepungan pasangan senior kelas dunia jadi titik awal munculnya generasi penerus tahta yang saat itu kerap di bawah kuasa Ricky/Rexy.

Afrika Selatan Minat Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2036, Jadi Saingan Indonesia?

“Yang pasti saya ketika itu memang katakanlah kita baru naik daun ya. Usia 21 tahun, baru tiga tahun di Pelatnas, kami mengejar poin dan prestasi setelah Olimpiade Atlanta 1996 dalam grafik yang cukup baik dan merangkak naik,” ungkap Candra Wijaya kepada VIVAnews.

“Waktu itu masih ada Ricky/Rexy, tapi saya dan Sigit bukan hanya menembus persaingan papan atas namun bisa langsung melejit menjadi rangking satu dunia. Gelar juara dunia 1997 semacam jadi titik awal prestasi tertinggi saya saat itu,” jelas Candra yang juga peraih medali emas Olimpiade Sydney 2000 bersama Tony Gunawan.

Atlet Indonesia di Olimpiade Dapat Ribuan Es Krim

Ganda putra legendaris Indonesia, Candra Wijaya/Sigit Budiarto

Dan arena Scotstoun Centre di kota Glasgow, Skotlandia pun memberikan restunya bagi Candra/Sigit. Tampil all out dan selalu menang straight game sejak babak pertama hingga semifinal, Candra/Sigit berjaya melibas duet legendaris Malaysia, Yap Kim Hock/Cheah Soon Kit di partai puncak dengan rubber game, 8-15, 18-17 dan 15-7, Minggu 1 Juni 1997.

“Selain Ricky/Rexy saat itu juga masih ada ganda-ganda Indonesia lain seperti Denny Kantono/Antonius, Rudy Wijaya/Tony Gunawan yang masuk top 10 dunia. Tapi akhirnya di 1997 itu saya berhasil menembus rangking satu dunia walau belum mencapai turnamen kesepuluh,” ujar Candra.

“Sebagai pasangan muda, ketika itu saya dan Sigit masih di bawah bayang-bayang Ricky/Rexy yang lebih senior atau punya prestasi lebih tinggi, tentu saja impian menjadi juara itu bukan hal yang mudah ya. Sebetulnya saya juga tidak menyangka, ekspresi pas juara pun sepertinya tidak percaya kalau saya mampu juara dunia,” tambahnya.

Era kejayaan Candra/Sigit pun akhirnya dilanjutkan oleh deretan generasi ganda putra top di pentas dunia seperti duet Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto, Hendra Setiawan/Markis Kido, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan hingga Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. [mus]

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya