Danau Singkarak, Cikal Bakal Sport Tourism Terbesar di Indonesia
- VIVA/Andri Mardiansyah
VIVA – Bicara soal event sport tourism Tour de Singkarak, tidak akan pernah lepas dari Danau Singkarak. Sebuah danau yang terletak di dua kabupaten di provinsi Sumatera Barat yakni, kabupaten Solok dan kabupaten Tanah Datar dengan luas 107,8 km². Sejak tahun pertama penyelenggaraan event Sport Tourism Tour De Singkarak, 2009 hingga saat ini, nama Danau Singkarak semakin terkenal.
Danau Singkarak merupakan salah satu hasil dari proses tektonik yang dipengaruhi oleh Sesar Sumatra. Danau ini adalah bagian dari Cekungan Singkarak-Solok yang termasuk di antara segmen dari Sesar Sumatra.
Soal keindahan panorama Danau Singkarak, jangan ditanya lagi. Setiap pengunjung bakal takjub dengan suguhan kemolekan dari mahakarya yang luar biasa itu. Kuliner dan keramahan warga setempat, juga menjadi salah satu alasan kenapa kemudian Danau Singkarak banyak dikunjungi para pelancong. Ikan bilih, yang merupakan spesies khas Danau Singkarak pun tak luput menjadi bagian dari tenarnya Danau Singkarak.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, sejak awal perancangan Tour de Singkarak 2019, bahkan di setiap etape, selalu menyebutkan kalau Ikonnya panduan olahraga dengan kepariwisataan ini, adalah Danau Singkarak.
Bahkan kata Nasrul Abit, boleh saja provinsi lain menjadi tuan rumah penyelenggaraan, seperti yang dilakukan oleh Provinsi Jambi saat ini. Namun, ikonnya tetap Danau Singkarak. Namanya tetap Tour de Singkarak dan harus tetap melewati danau Singkarak.
"Yang menawarkan diri banyak. Sekarang Jambi ikut serta makanya tema TdS tahun ini adalah Connecting Sumatera. Bisa saja tahun-tahun mendatang bertambah (jumlah provinsi). Namun, namanya tetap TdS dan harus melewati Danau Singkarak,"kata Nasrul Abit.
Menurut Nasrul Abit, Tour de Singkarak, telah membuat Ranah Minang tidak saja dikenal di tingkat Nasional, namun juga mancanegara karena sudah masuk pada agenda tahunan UCI. Model penyelenggaraan seperti Tour de Singkarak ini, memberikan estafet pemahaman bagaimana sebuah event dikelola dengan berorientasi kepada kenyamanan pengunjung sebagai upaya pencitraan sebuah destinasi wisata.
Saat ini kata Nasrul Abit, TdS menempati peringkat kelima jumlah penonton terbanyak. Nasrul berharap di masa yang akan datang TdS mampu bertengger di urutan ketiga. Namun, untuk mencapai target itu, tentu bukan perkara mudah. Harus ada pembenahan dan pengemasan yang lebih menarik lagi. Termasuk juga soal infrastruktur penunjang lainnya seperti jalan dan penginapan.
"Tahun-tahun mendatang, kita targetkan jumlah penonton menempati peringkat ketiga," ujar Nasrul Abit.
Cikal Bakal TdS
Merefleksi kembali sejarah lahirnya Tour de Singkarak, tak lepas dari peran serta Mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2011-2014, Sapta Nirwandar. Sapta yang pada saat itu melirik potensi besar destinasi wisata Danau Singkarak, kemudian mencanangkan sebuah event bertaraf internasional. Event tersebut diberi nama Sport Tourism Tour de Singkarak.
Selain objek wisata Danau Singkarak dapat dikenal lebih luas di kancah Dunia, Sapta Nirwandar kala itu juga berharap seluruh potensi objek wisata, mulai dari wisata alam, sejarah hingga kuliner yang ada di Sumatera Barat, dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas, terutama mancanegara.
Menurut Sapta, selain adanya peningkatan dari segi angka kunjungan wisatawan dan taraf perekonomian masyarakat Ranah Minang, tentu saja putaran uang di setiap etape Tour de Singkarak akan meningkat.
Penginapan, transportasi dan kuliner, merupakan beberapa dari sekian banyak peluang yang diyakini mampu meningkatkan pendapatan. Putaran uang di setiap peyelenggaraan TDS meningkat.
Dalam perjalanannya dari tahun ke tahun, Tour De Singkarak tidak hanya sebatas ajang balap sepeda semata. Namun juga sudah menjadi peranan yang cukup penting dalam mengenalkan seluruh potensi yang dimiliki oleh Sumatera Barat.
Tour de Singkarak dari tahun ke tahun dianggap telah sukses dan sudah mampu membawa dampak positif. Bahkan, di tahun 2017 yang merupakan tahun ke-9 penyelenggaraan Tour De Singkarak, sedikitnya ada dua Provinsi yang mengirimkan utusan ke Sumatera Barat untuk belajar secara langsung tentang penyelenggaraan TDS yakni, Riau, Jambi dan Yogyakarta.
Ketiga Provinsi itu, tidak hanya belajar tentang event balap sepeda, namun belajar seperti apa pola Pemerintah Sumatera Barat mengemas promosi kepariwisataan dari sebuah event olah raga balap sepeda. Barulah kemudian, di tahun ke-11 penyelenggaraannya, Provinsi Jambi memastikan diri untuk ikut serta menjadi tuan rumah.
Etape Ketujuh yang mengambil rute Air terjun Berasap (Kayu Aro), Gunung Labu, Desa Bento, Pasar Siulak Deras, Semurup Taher, Hiang, dan dermaga Danau Kerinci. Serta Etape Kedelapan dengan rute Lapangan Merdeka (Sungai Penuh), Desa Debai, Sungai Ning, Tapan, Bukit Buai, Koto Panai, Kambang, Bukit Pulai, menjadi pilihan lokasi star dan finish yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Jambi beserta Race Director TdS 2019.