Perjuangan Atlet Difabel Indonesia jelang Asian Para Games 2018
- bbc
Jendi bertemu dengan pelatih yang sedang mencari bibit-bibit atlet difabel. Oleh sang pelatih, dia diajari teknik-teknik khusus untuk berenang mengingat salah satu kakinya tidak ada.
Namun, pemuda itu berkemauan keras. Pada 2012, ketika ada pemusatan latihan daerah untuk persiapan Pekan Olahraga Nasional, Jendi berkukuh berlatih bersama atlet-atlet non-difabel.
"Jadi saya itu latihan sama orang normal karena saya merasa punya tantangan. Kalau saya berenang bersama mereka, otomatis harus mereka, mulai dari berenang mereka, kecepatan mereka, waktu mereka. Tapi kan mereka menggunakan kaki dua dan saya kaki satu," jelas Jendi.
Pola latihan seperti itu diakuinya menguras tenaga.
"Mereka kan berapa detik lebih cepat dari kita, otomatis kita harus tenaga yang ekstra untuk bisa bersaing sama mereka," kata Jendi.
Perjuangan itu tidak sia-sia. Dia direkrut menjadi atlet difabel dan sejak 2012 rutin menyumbangkan medali untuk Indonesia dalam berbagai ajang.
"Saya merasa jadi orang normal di dalam air. Ada semangat baru ketika saya ada di dalam air. Dari air saya bisa seperti ini, dari air saya bisa memberikan kebahagiaan untuk keluarga saya."