Logo DW

Ertugrul: “Game of Thrones Versi Islam“ Mencengkeram Pemirsa Pakistan di Depan Layar

Reuters/M. Raza
Reuters/M. Raza
Sumber :
  • dw

Dalam upaya mempromosikan budaya dan nilai-nilai Islam di kalangan pemuda Pakistan, Khan telah mengeluarkan instruksi khusus kepada lembaga penyiaran negara untuk menyiarkan serial ini.

"Di sini, kita biasanya menonton film Hollywood lalu Bollywood dan bolak-balik seperti itu - budaya pihak ketiga dipromosikan dengan cara ini," Khan merujuk pada pengaruh film asing di Pakistan.

Dalam pertemuan tiga pihak dengan Erdogan dan Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad di bulan September lalu di sela-sela sidang Majelis Umum PBB, Khan mengusulkan gagasannya untuk meluncurkan saluran televisi untuk melawan persepsi Islam yang dianggap tidak akurat serta islamofobia di dunia barat.

Setelah pertemuan itu, Khan menulis di akun Twitter-nya, "Kesalahpahaman yang membawa orang bersama-sama melawan muslim harus diperbaiki; masalah penistaan ​​harus dikontekstualisasikan dengan benar; akan diproduksi film tentang sejarah muslim untuk mendidik rakyat kita sendiri dan dunia; Muslim harus diberikan tempat di media yang terdedikasi.“

Iffat Omar, seorang aktris populer, mengatakan kepada DW bahwa dengan menayangkan Ertugrul, PTV bekerja sama dengan agenda pemerintah. "Hal yang sama terjadi pada era Jenderal Zia ul Haq (di tahun 1980-an). Sekali lagi, kita diajari versi sejarah Islam yang terdistorsi. Imran Khan menganggap dirinya sebagai karakter heroik dalam sejarah Islam. Ia meyakini bisa menyelesaikan semua masalah dunia muslim dengan kepribadian karismatiknya."

Omar mengatakan pemerintah Pakistan sebagai gantinya "seharusnya fokus pada film dan drama yang mempromosikan perdamaian dan koeksistensi," Ia menambahkan: "Kami telah banyak menderita gara-gara kebencian."

'Cuci otak' bagi anak-anak?

Sementara beberapa kalangan melihat drama itu sebagai suguhan hiburan yang tidak berbahaya dan mengalihkan pikiran dari kemumetan situasi di Pakistan saat ini, sebaliknya para ahli kesehatan mental memperingatkan bahwa Erugrul dapat memiliki dampak psikologis yang berpotensi bertahan lama pada anak-anak.

Nancy Hartevelt Kobrin, seorang ahli psikoanalis dan pakar sastra Islam, mengatakan kepada DW bahwa film-film seperti Ertugrul menormalkan kekerasan dan perilaku chauvinis. Dia mengatakan anak-anak berisiko terjebak dalam fantasi kekerasan dari pemaparan film yang menonjolkan kekerasan dan cenderung meniru karakter tersebut dalam permainan-permainan mereka. Dia menambahkan bahwa tema-tema membela kehormatan dan rasa malu dalam Ertugrul juga dapat terbukti merusak kesejahteraan anak.