Krisis Corona Tingkatkan Risiko Kecanduan Judi Online
Sebuah studi yang dilakukan Komisi Perjudian Inggris baru-baru ini menemukan bahwa 1,2 persen orang yang berjudi punya masalah serius. Untuk perjudian online, angka itu bahkan lebih tinggi lagi, yaitu 2,5 persen.
Perusahaan taruhan online juga makin kreatif. Bet365, salah satu situs taruhan terbesar dunia, misalnya menayangkan pertandingan sepakbola virtual antara tim fiktif Chelsea Pensioners dan Manchester Blues. Orang bisa bertaruh untuk hasil pertandingan, jumlah gol, tim pertama yang mencetak gol, dan lain-lain.
Judi bisa sebabkan masalah mental
Pertandingan sepakbola fiktif itu dihasilkan oleh computer dan berlangsung hanya tiga menit. Jadi peserta taruhan sekarang tidak perlu menunggu selama 90 menit sampai pertandingan sepakbola berakhir seperti biasanya. Setelah pertandingan berakhir tiga menit, pertandingan berikutna segara dimulai, dan orang bisa bertaruh lagi. Para pakar memperingatkan, kecanduan juga dipengaruhi oleh berapa seringnya seseorang bertaruh. Dengan model bisnis pertandingan sepakbola fiktif tiga menit, ancaman kecanduan jadi lebih tinggi.
Awal April, hampir 5 juta orang menonton siaran Virtual Grand National yang ditayangkan ITV Inggris. Keuntungan pertandingan virtual itu mencapai 3,3 juta dollar AS dan disumbangkan kepada dinas pelayanan kesehatan Inggris, National Health Service (NHS).
Perusahaan taruhan dan perusahaan game sering menonjolkan peran dan kontribusi mereka menyumbang kegiatan olahraga dan sosial. Mereka juga menyumbang dana untuk program penanggulangan kecanduan. Namun di masa-masa penerapan lockdown di banyak tempat, James Grimes khawatir akan terjadi gelombang kecanduan baru.
Meskipun tidak ada statistik yang secara langsung menghitung dampak kecanduan perjudian, para ahli mengatakan, selain kebangkrutan, kecanduan judi juga sering mengakibatkan masalah mental sampai kasus bunuh diri. (hp/vlz)