Krisis Corona Tingkatkan Risiko Kecanduan Judi Online
Taruhan olahraga sudah ada sejak dulu dalam berbagai bentuk, semuanya berorientasi pada hasil kompetisi olahraga. Tapi bagaimana kalau semua pertandingan olahraga besar dibatalkan karena pandemi Covid-19?
Kebanyakan perusahaan taruhan segera bereaksi dan ramai-ramai terjun ke dunia virtual, memperuncing persaingan dengan perusahaan taruhan online yang sudah lama beroperasi. Ada berbagai macam bentuk taruhan yang ditawarkan: pertandingan olahraga virtual, permainan bingo, poker, sampai kasino virtual.
Situasi ini berbahaya bagi mereka yang berpotensi kecanduan judi, kata para pakar dan aktivis yang sedang berusaha menangani kecanduan. "Ini adalah badai hebat," kata James Grimes, seorang pecandu judi yang pulih dan sekarang berkampanye melawan iklan perjudian di ajang olahraga melalui organisasinya The Big Step.
"Bagi orang-orang yang biasanya tidak berjudi, mereka mungkin melihat judi sekedar sebagai hiburan untuk mengisi kekosongan. Tetapi ada juga banyak orang yang terpengaruh secara finansial. Iklan-iklan judi menciptakan kesan yang salah, bahwa judi adalah cara tepat untuk menghasilkan uang dengan cepat," kata James Grimes kepada DW.
Meningkat pesat
Banyak pemerintahan dan otoritas kesehatan yang sekarang mengamati peningkatan pesat judi dan taruhan online. Pemerintah Belgia baru-baru ini memperketat aturan untuk taruhan online dengan mengumumkan batas deposit €500 seminggu. Tetapi aturan itu hanya bisa diterapkan kepada pengelola situs taruhan lokal. Pemerintah Spanyol memberlakukan batasan pada iklan perjudian yang hanya boleh tayang pada rentang waktu empat jam, antara jam 1 sampai jam 5 pagi. Latvia telah melarang perjudian online sampai pembatasan sosial dicabut.
Namun tidak mudah membatasi perjudian online. Sumber yang bekerja di bidang itu mengatakan, peralihan ke permainan berbasis kasino virtual dan keterampilan seperti poker dan backgammon telah meningkat pesat hampir di seluruh dunia.