Logo DW

Hari Pendidikan Internasional, Indonesia Masih Perlu Tingkatkan Kualitas Pendidikan

picture-alliance/Zumapress/B. Pamungkas
picture-alliance/Zumapress/B. Pamungkas
Sumber :
  • dw

‘‘Problem kita masih seputar guru. Karena guru adalah instrumen yang bisa mengeksekusi semua kebijakan. Jadi kualitas guru nanti dampaknya pada kualitas pembelajaran,‘‘ jelasnya.

Guru yang berkompentensi baik diharapkan mampu memenuhi hak-hak belajar anak, mengoptimalkan kualitas pendidikan anak agar mampu bersaing di dunia global.

Senada dengan Asep, pengamat pendidikan Budi Trikorayanto juga menilai di era pendidikan 4.0, seharusnya guru tidak lagi menjadi ‘narasumber’ utama dalam sistem pembelajaran melainkan sebagai pendamping, penyemangat dan fasilitator.

“Jadi kita masih menganut pendidikan massal, sekolah masih ‘pabrik’ , itu kan edukasi 2.0. Kita sudah di edukasi 4.0 yang sudah zamannya artificial intelligence (AI) bukan lagi pabrik,” ujar Budi kepada DW Indonesia.

Kesenjangan pendidikan masih tinggi

PBB mengimbau seluruh pihak baik pemerintah maupun instansi publik bahu-membahu menyukseskan pendidikan yang layak bagi masyarakat di dunia. Hari Pendidikan Internasional harusnya menjadi langkah awal untuk membuka mata dunia bahwa pendidikan masuk dalam aspek krusial dari pembangunan berkelanjutan.

Di Indonesia, kesenjangan pendidikan antara yang kaya dan miskin masih menjadi tantangan.

‘’Untuk masyarakat kelas atas, negara tidak perlu urus lagi, saya banyak berinteraksi dengan orang-orang kaya, mereka memang sudah sadar dan sangat paham bagaimana memastikan anak-anaknya ini bisa meraih masa depan. Mereka punya road map, strategic plan agar anak anaknya jadi orang berhasil,’’ jelasnya.