Terendam Banjir Gresik, Petani Terancam Gagal Panen
- timesindonesia
Banjir di Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang merendam di beberapa desa mulai surut. Meski begitu, ketinggian air luapan Kali Lamong itu membuat ratusan hektare lahan persawahan terendam dan terancam gagal panen.
Dari catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gresik, banjir yang terjadi pada awal tahun ini membuat lahan pertanian warga di tiga kecamatan terendam. Selain lahan pertanian, total ada 1.068 rumah yang terendam.
Salah satu petani di Desa Kedungrukem Kecamatan Benjeng, Mat Rokim mengatakan jika banjir tahunan ini membuat lahan persawahan yang berisi tanaman padi miliknya gagal panen karena terendam air.
Rokim membeberkan, meski banjir selalu merendam wilayahnya setiap Kali Lamong meluap, namun banjir kali ini datang lebih awal dan tidak diprediksi sebelumnya.
"Hujan datang lebih awal, biasanya banjir masih Februari awal, lah ini awal tahun kok sudah banjir. Tak diprediksi, padahal kurang sebulan lagi dipanen," ujarnya, Jumat (3/1/2019).
Petani lain, Rohman menambahkan rusaknya tanaman petani itu lantaran rendaman banjir yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Ini membuat tanaman menjadi busuk dan mati.
"Tidak ada harapan kalau begini, setiap tahun mesti banjir. Kami berharap pemerintah bisa memberikan solusi, terutama normalisasi Kali Lamong agar tidak kebanjiran lagi," tambahnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Gresik Tarso Sagito menambahkan, pihaknya belum menghitung pasti berapa kerugian material akibat banjir. Namun, data sementara ada ratusan hektare lahan persawahan yang terendam air.
"Jika dikalkulasi lahan persawahan ada ratusan yang terendam, satu hektare petani biasa dapat 20 jutaan. Ya berkisar kerugian di lahan petani saja ya miliaran, sawah petani juga terancam gagal panen," ungkap dia menanggapi banjir Gresik. (*)