Kisah Satu Keluarga di Banyuwangi Lolos Dari Kerusuhan Wamena
- timesindonesia
Kerusuhan di Wamena, Papua menyisakan duka dan trauma mendalam bagi keluarga Widodo (57) yang tiba di Banyuwangi. Widodo mengaku, nyawanya bisa selamat lantaran merayap dan bersembunyi di semak-semak.
“Saya merayap di semak-semak, bersembunyi dan melompat pagar. Hingga akhirnya sampai di kantor polisi," kata pria yang telah 27 tahun tinggal di Wamena ini.
Sejak 1970, Widodo kecil tumbuh besar di Papua hingga menikahi warga Banyuwangi dan dikaruniai empat anak. Di sana Widodo bekerja sebagai driver hingga memiliki rumah-toko (ruko), beserta kontrakan di kawasan Pikie, Wamena, atau berdekatan dengan Jalan Trans Papua.
Widodo mengatakan, saat itu dirinya baru saja pulang dari belanja, sekira pukul 09.00 sekelompok orang berdatangan dan langsung mengamuk mencari para pendatang. Ia menceritakan kisah pilu yang dialaminya di tanah rantau, termasuk tempat tinggalnya yang dibakar.
“Saya ditelpon untuk segera pulang, ada keributan. Ternyata betul, saat tiba di rumah memang sudah kacau," katanya.
Widodo mengaku terkejut dengan kericuhan di mana-mana. Api berkobar, banyak warga mengalami tindak kekerasan dan motornya dibakar. Rumah dan pertokoan turut dibakar termasuk rukonya.
Melihat api yang melahap rumahnya, ia bergegas berlari masuk untuk memeriksa keadaan keluarganya. Saat itu dia teringat betul, anaknya yang masih berusia 10 tahun berada di dalam ruko.