SKENA Jadi Ajang Berbagi Wawasan Bagi UMKM

Semarak Perkebunan Nasional (SKENA) hari ke dua
Sumber :
  • Ditjen Perkebunan Kementan

VIVA – Masih dalam rangkaian Semarak Perkebunan Nasional (SKENA) hari ke dua, salah satunya dimeriahkan dengan workshop dan talkshow sharing session terkait hilirisasi komoditas perkebunan Indonesia.

Kualitas Aset Semakin Baik, Intip Strategi BRI Turunkan Rasio Kredit Bermasalah

Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Andi Nur Alam Syah yang diwakili oleh Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Prayudi Syamsuri hadir membuka kegiatan Workshop Artisan Tea, Sabtu (20/4) di Lapangan Ekspresi.

“Salah satu komoditas hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian dan menghasilkan devisa besar bagi negara adalah teh, dan Kami berharap melalui Workshop Artisan ini teh Indonesia lebih maju ke depannya dan dapat dibanggakan sebagai komoditas perkebunan ditingkat dunia,” harap Prayudi.

Bank Sinarmas Catat Sudah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Rp 7,5 Triliun

Iriana Ekasari Pemilik Sila Tea mengungkapkan semua orang menyukai teh. Namun, Teh Artisan berbeda dengan teh umum yang sering dinikmati. Teh Artisan mempunyai makna teknik penyeduhan yang menghargai dan menyajikan teh dengan cara terbaik.

Pada workshop artisan ini juga ditampilkan beberapa teknik penyeduhan seperti Teknik penyeduhan Brewing Gong Hutcha dari Hongkong dan Teknik Gong Hutcha dan lainnya.

Dituding Ruwet dan Bertele-tele, Pemerintah Pangkas Birokrasi Penyaluran Pupuk Subsidi

Selain Workshop Artisan juga digelar talkshow dan sharing session tentang Riset dan Pengembangan untuk Sawit Berkelanjutan.

“Program Kerja Sampoerna Agro dalam Kompartemen Riset dan Pengembangan, mempunyai tiga Bidang Riset dan Pengembangan, yaitu Riset, Inovasi dan Best Management Practices dalam upaya mendukung hilirisasi komoditas perkebunan,” ungkap Bayta, Manajer Biotek Sampoerna Agro.

Lebih lanjut, Bayta mengatakan khusus untuk inovasi telah dilakukan mekanisasi dan digitalisasi perkebunan kelapa sawit, perkiraan iklim dan mitigasi kebakaran kebun, strategi replanting yang efektif dan efisien untuk PSR.

Tercatat, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia, meliputi 64,4 juta mempunyai peranan yang besar terhadap perekonomian Indonesia. Untuk itu, UMKM menjadi perhatian khusus karena sebagai Pelaku Usaha Milenial yang akan mendorong Indonesia Emas 2045.

Kepala Divisi Perwakilan Jawa Barat, Cecep Ridwan mengatakan Bank Indonesia (BI) memiliki beberapa kebijakan untuk meningkatkan ekspor Indonesia melalui UMKM untuk Go Internasional dengan membuka akses perbankan kepada UMKM. BI berperan aktif membantu UMKM melalui promosi,  memfasilitasi Business Matching antara UMKM dengan Buyer di luar negeri. Cecep menekankan hal yang perlu diperhatikan adanya jaminan keberlanjutan supply produk dan mampu menjaga kualitas produk, karena menjadi salah satu syarat memperoleh pendanaan dari pihak perbankan.

Perwakilan Kemendag, Ernawati, menyampaikan tips dan trik bagaimana melakukan ekspor perkebunan ke luar negeri, yang perlu diperhatikan oleh pelaku usaha yaitu kualitas barang, kemasan barang yang akan diekspor, mencari mitra distribusi atau agen di negara tujuan melalui Atase Perdagangan secara online melalui InaExport.id.

Sejalan dengan itu, Ketua Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI), Prof. Syakir menjelaskan bagaimana strategi meningkatkan daya saing hasil perkebunan Indonesia. Komoditas perkebunan memiliki keunggulan dan potensi besar di pasar dunia, sebagai contoh komoditas kopi, lada muntok, dan lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya