Indonesia Bisa Contoh Penggunaan Energi Terbarukan dari Maroko

Anggota BKSAP DPR RI, Dyah Roro Esti dalam foto bersama usai pertemuan Bilateral
Sumber :
  • DPR RI

VIVA – Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Dyah Roro Esti, mengungkapkan banyak sektor yang bisa dilakukan dari kerjasama bilateral Indonesia dengan Maroko. Salah satunya di sektor Energi dan sumber daya mineral (ESDM).

Jaga Pasokan Energi Perode Nataru, PIS Kerahkan 326 Armada Tanker

"Banyak kerja sama yang bisa kita lakukan dengan Maroko. Salah satunya di bidang ESDM. Karena sebagaimana diketahui Maroko terkenal sebagai penghasil fosfat terbesar," ujar Dyah, usai pertemuan Bilateral Indonesia dan Maroko dalam rangkaian sidang umum AIPA ke-44, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Selain itu, selama ini Maroko dikenal sebagai salah satu negara yang sudah menggunakan energi terbarukan atau green energy sebanyak 30 Persen dari total seluruh bauran energi di negara tersebut. 

Masa Reses DPR, Once Mekel Datangi Dapil Serap Aspirasi Soal KJP hingga Kartu Lansia

Kondisi tersebut menurut Politisi dari Fraksi Partai Golkar ini menjadi contoh positif yang bisa diterapkan di Indonesia. Pasalnya, saat ini penggunaan energi hijau atau green energy di Indonesia baru mencapai sekitar 14 persen.

"Jadi tidak ada salahnya kita mencontoh apa saja yang dilakukan oleh Maroko, sehigga bauran energi terbarukannya sudah jauh lebih besar dibanding Indonesia. Karena kembali saya tegaskan bahwa untuk hidup yang sehat dengan tingkat polusi yang rendah, udara yang bersih, green energy lah jawabannya. Tidak bisa tidak, kita harus terus menerapkan energi hijau," pungkasnya.

Kejar Target Kemandirian Energi Nasional, Pemerintah Pastikan Gandeng Produsen Listrik Swasta
Ilustrasi pajak

Haris Rusly Moti: PPN 12 Persen Produk PDIP Sebagai Ruling Party

Pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen yang akan berlaku mulai 1 Januari 2025. 

img_title
VIVA.co.id
21 Desember 2024