Targetkan Pengawasan Optimal, Bea Cukai Kembali Jalin Sinergi ke Berbagai Pihak
- Bea Cukai
VIVA – Sinergi dan kerja sama dengan berbagai instansi lain merupakan upaya Bea Cukai dalam mengoptimalkan tugas dan fungsinya. Dalam bidang pengawasan, upaya ini pun dilakukan Bea Cukai dengan menggandeng aparat penegak hukum (APH) lain, seperti yang dilakukan Bea Cukai di wilayah Jawa Timur dan Bali.
Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Jatim II menerima kunjungan kerja dari Komando Garnisun Tetap III/Surabaya (Kogartap III/Surabaya) dalam rangka mempererat sinergi antara TNI dan Bea Cukai (24/07). Dalam kunjungan ini, Kanwil Bea Cukai Jatim II menyampaikan beberapa program kerja yang sedang dilaksanakan. Program-program tersebut adalah upaya untuk meningkatkan pengawasan terhadap peredaran barang-barang ilegal serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Jadi melalui sinergi ini diharapkan TNI dapat mendukung program-program tersebut. Kedua pihak juga sepakat bahwa kerja sama yang erat dan sinergi antara TNI dan Bea Cukai sangatlah penting dalam memerangi peredaran barang ilegal,” terang Kasubdit Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Encep Dudi Ginanjar.
Sementara di daerah Bali, membangun wilayah yang bebas narkoba, Kanwil Bea Cukai Bali Nusra menerima kunjungan kerja dari Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia dalam rangka akselerasi pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkotika (P4GN) di Provinsi Bali (28/07).
Terkait hal tersebut Encep mengatakan bahwa tugas Bea Cukai sebagai community protector sejalan dengan hal tersebut.
“Ini penting untuk melindungi masyarakat dengan mencegah dan memberantas masuknya barang berbahaya ke Indonesia termasuk dari peredaran gelap narkotika,” imbuhnya.
Diharapkan dapat terjalin hubungan yang lebih baik dan saling mendukung antara Bea Cukai dan berbagai instansi lainnya dalam rangka pelaksanaan tugas yang lebih efektif dan efisien.
Bea Cukai dan Polri Gagalkan Pengiriman Rokok Ilegal Senilai Rp2,1 Miliar di Surabaya
Kanwil Bea Cukai Jawa Timur I gagalkan upaya pengiriman rokok ilegal bernilai Rp2,1 miliar menggunakan truk boks berpendingin.
