Gubernur Isran Paparkan IKN di Leader's Lecture Series on Humanities Universitas Indonesia

Gubernur Kalimantan Timur, Dr H Isran Noor
Sumber :
  • Pemprov Kalimantan Timur

VIVA – Senin 10 Juli 2023, Gubernur Kaltim Dr H Isran Noor secara khusus mengisi Kuliah Umum Leader's Lecture Series on Humanities di Auditorium Gedung 1 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat.

Pekan TV Fujian, Pintu Baru Menuju Pemahaman Antarbudaya

Kuliah umum berdurasi dua jam bertema Masa Depan IKN, Antara Tantangan dan Keadilan Pembangunan Berbasis Budaya dimoderatori Ketua BEM FIB UI 2023 Muhammad Akmal Buchori, dihadiri Plh Dekan FIB UI Dr Untung Yuwono, Dekan FMIPA UI Dr Dede Djuhana, serta Wakil Dekan 1 FISIP UI Nur Isnaeni.

Debat Sengit dengan Pramono soal Balai Kota Pindah ke Jakut, Ridwan Kamil: IKN Itu Datang dari Imajinasi

Seri Kuliah Humaniora oleh para Pemimpin diikuti 100 mahasiswa FIB Universitas Indonesia untuk S1, S2 dan S3, diisi tanya jawab dan diskusi, Gubernur Isran Noor memaparkan dari sejarah awal rencana memindahkan ibu kota negara oleh tiga presiden, hingga te?jadinya pemindahan ibu kota NKRI oleh Presiden Joko Widodo ke Kaltim, serta kondisi terkini dan kedepannya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

"IKN kita bangun model green city dan smart city yang berwawasan lingkungan. Dimana 70 persen dari kawasan IKN adalah kawasan atau area hijau, dan 80 persen memanfaatkan transportasi dan energi hijau," sebutnya.

Padahal Batik Sudah Diakui UNESCO, Sayangnya Pengrajinnya Terus Berkurang

Kalau keberadaan IKN mampu meningkatkan kondisi infrastruktur, pembangunan daerah dan kesejahteraan, tapi bagaimana budaya lokal, hukum adat dan nasib masyarakat lokal itu sendiri?

Itulah berbagai pertanyaan yang sempat dilontarkan mahasiswa FIB UI dan dosen, seperti Rosiana Amelia (mahasiswi UI dari Samarinda), Mira (Dosen Fakultas Hukum UI), Dimas Rafliarso (mahasiswa UI sastra Rusia), Ashadi Mursi (mahasiswa S3 Arkeologi UI) dan M Rifanial (mahasiswa sastra UI).

"Kalimantan Timur tidak pernah menolak siapa pun yang datang dan ingin menetap. Kalimantan Timur sama seperti Jakarta dulu hingga kini," jawabnya.

Warga Kalimantan Timur lanjutnya, dikenal heterogen dari suku, etnis dan budaya bahkan agama.

Jumlah penduduk terbesar ungkapnya, adalah orang Jawa sebanyak 35 persen, Sulawesi sekitar 18 persen, dan sisanya terbagi penduduk asli (Kutai, Dayak, Banjar) juga warga Sumatera, Nusa Tenggara Timur serta asal daerah lainnya di Indonesia.

"Tapi, Kaltim sampai saat ini warganya tetap aman dan damai, meski pun ada IKN nantinya," tegas Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia ini.

Selain itu, budaya dan bahasa serta adat istiadat maupun hukum adat tetap terpelihara dengan baik, sebab suku asli (Kutai, Dayak dan Banjar) tetap kuat memegangnya, disamping suku pendatang juga ikut menghargai dan memeliharanya.

"Dan budaya ini menjadi tugas bersama, terlebih Universitas Indonesia yang memiliki program studi tentang budaya, untuk ikut bagaimana budaya warga lokal terus terpelihara bahkan berkembang, walaupun IKN sudah terwujud di Kalimantan Timur," ungkapnya.

Dikesempatan ini pula, orang nomor satu Benua Etam ini mengungkap sejarah Kerajaan Kutai hingga menjadi cikal bakal kerajaan-kerajaan di Nusantara, terlebih di Jawa dan Sumatera.

"Jadi kalau kita bicara saat ini dan akan datang, maka sejarah lampau dimana kerajaan di Kaltim memiliki andil besar menyebarkan budaya di republik ini sejak jaman kerajaan nusantara dimulai dari Raja Kutai bernama Kudungga," urainya, hingga berdirinya kerajaan-kerajaan besar di Indonesia.

"Saya yakin, IKN terwujud dengan teknologi tinggi dan modernisasi, tapi budaya Kaltim tetap terpelihara dengan baik," sambungnya.

Plh Dekan FIB UI Dr Untung Yuwono, menyampaikan rasa bangga dan bahagianya pihak Universitas Indonesia atas kesediaan Gubernur Isran Noor hadir dan menyampaikan materi tentang Kaltim dan IKN dalam bingkai budaya.

"Bapak Gubernur Isran Noor adalah tokoh penting dan seorang pemimpin di republik ini. Tokoh yang fenomenal, sebab tempat Beliau bertugas saat ini tengah dipersiapkan menjadi ibu kota negara Republik Indonesia," katanya.

Leader's Lecture Series on Humanities dengan keynote speech Gubernur Isran Noor merupakan kuliah umum humaniora oleh para pemimpin adalah seri ketiga, rangkaian dies natalis Fakuktas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia ke 83.

Tampak hadir direktur/deputi dan pejabat di jajaran Universitas Indonesia, para wakil dekan, dosen, ketua prodi dan jurusan, sekretaris dan anggota senat, ketua/sekretaris dan anggota guru besar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya