Kembangkan Industri Kimia Intermediate, PT Nippon Shokubai Indonesia Bangun Pabrik Ketiga

Plt. Direktur Jenderal IKFT Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito
Sumber :
  • Kemenperin

VIVA – Pemerintah terus mengembangkan industri kimia sebagai industri strategis yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Industri ini merupakan modal dasar bagi pengembangan industri di hilirnya, seperti industri makanan dan minuman, serat kain, tekstil, kemasan, barang plastik, elektronika, otomotif, hingga obat-obatan. Keberhasilan pembangunan industri nasional salah satunya sangat dipengaruhi oleh profil industri kimia. 

Manfaatkan Investasi Hasil Kunjungan Kerja ke Berbagai Negara, Pemerintah Kejar Pembangunan KEK dan PSN

Sebagai pemasok bahan baku untuk industri hilir, sektor industri kimia diharapkan memiliki kapasitas yang memadai dan memiliki performa yang baik dan stabil di setiap saat.

Siapkan Investasi Rp 267 Triliun hingga 2029, MIND ID Kerek Target Pendapatan Tahunan

“Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk terus memperkuat industri kimia melalui peningkatan kapasitas produksi serta melengkapi struktur pohon industri demi menjamin pemenuhan kebutuhan bahan baku industri,” ujar Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito saat mewakili Menteri Perindustrian pada peresmian perluasan pabrik 3AA PT. Nippon Shokubai Indonesia di Cilegon, Banten, Selasa (23/5).

Pentingnya industri kimia ditunjukkan dari besarnya kontribusi dalam PDB. Pada tahun 2022, industri kimia merupakan kontributor terbesar ketiga terhadap sektor industri pengolahan nonmigas. Plt. Dirjen IKFT menyampaikan, hal ini menunjukkan bahwa bahan-bahan kimia merupakan komoditas yang sangat strategis dan sangat menentukan arah kebijakan pemerintah, terutama di bidang ekonomi.

Mencapai Kebebasan Finansial Lebih Cepat dengan Prinsip FIRE (Financial Independence, Retire Early)

Untuk itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan apresiasi kepada PT. Nippon Shokubai Indonesia (PT. NSI) atas perluasan investasi yang dilakukan. PT. NSI menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia dan Asia Tenggara yang memproduksi Acrylic Acid dan Acrylic Esters, sekaligus merupakan produsen Superabsorbent Polymer (SAP) pertama dan satu-satunya di Indonesia.

Acrylic Acid dan Acrylic Esters merupakan bahan kimia intermediate yang pemanfaatannya sangat luas, antara lain untuk bahan baku pada industri emulsi, polimer dan resin, akrilik fiber, dan poliolefin kopolimer. Sedangkan SAP digunakan sebagai absorbent material pada disposable baby diapers atau popok sekali pakai. Nippon Shokubai Group memiliki 20% pangsa pasar dunia untuk produk SAP, sehingga menjadikan Nippon Shokubai Group sebagai pemasok terbesar SAP di dunia.

Investasi proyek Acrylic Acid PT. NSI tahap ketiga di Cilegon, Banten menunjukkan bahwa potensi pengembangan industri kimia intermediate sangat besar. Dengan penambahan kapasitas produk Acrylic Acid sebesar 100 ribu ton/tahun, total kapasitas Acrylic Acid PT Nippon Shokubai Indonesia menjadi 240 ribu ton/tahun. Penambahan kapasitas produksi ini berkontribusi menjaga pasokan dalam negeri sebagai antisipasi meningkatnya permintaan Acrylic Acid domestik, sekaligus menambah potensi pasar ekspor.  

Dengan total nilai investasi sebesar USD693 juta hingga saat ini, PT. NSI telah mampu menyerap tenaga kerja terampil dan membuka peluang lapangan pekerjaan baru.

“Kami sangat menghargai dan mengapresiasi investasi perluasan pabrik Acrylic Acid yang dilakukan oleh PT NSI yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19, tetapi akhirnya berhasil dilaksanakan dengan baik,” ungkap Plt. Dirjen IKFT.

Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa Kemenperin akan terus berupaya menciptakan iklim usaha industri yang baik, menguntungkan, dan berkesinambungan melalui berbagai kebijakan sehingga investasi dapat terus bertumbuh dan kekuatan ekonomi Indonesia menjadi semakin kokoh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya