Kemenperin Siapkan SDM Kompeten Dukung Penerapan Industri Hijau

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita
Sumber :
  • Kemenperin

VIVA – Industri manufaktur global semakin berorientasi pada praktik berkelanjutan (sustainable practice). Sebagian negara tujuan ekspor telah mewajibkan persyaratan produk dan perusahaan, mulai dari eco label, kandungan material daur ulang, bebas bahan kimia tertentu, nilai emisi karbon suatu produk dan proses, pemenuhan standar hijau internasional lainnya, serta penggunaan teknologi digital. Di Indonesia, kebijakan industri hijau telah ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian. 

Pintu Universitas di Eropa Mulai Tertutup Bagi Mahasiswa Tiongkok

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai penerapan standar industri hijau menjadi jawaban akan kebutuhan tools untuk memenuhi regulasi negara tujuan ekspor tentang praktik berkelanjutan dan manajemen risiko komoditas, sehingga menjadi daya saing tersendiri bagi industri nasional,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa (16/5).

Untuk menghadapi tantangan di dunia industri saat ini, pemerintah telah melakukan berbagai upaya strategis, termasuk dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) industri kompeten. Dalam upaya mencetak SDM industri kompeten, Kemenperin telah memiliki sejumlah unit pendidikan vokasi industri, di antaranya sembilan SMK, 11 Politeknik, dan dua Akademi Komunitas yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Kemenperin Dorong Manufaktur Hadirkan LCGC Berteknologi Hybrid

“Salah satu kampus Kemenperin, yakni Politeknik APP Jakarta telah menjalin kerja sama dengan Southeast Asia Work Integrated Learning (SEAWIL) bersama Politeknik Seberang Perai (Malaysia), Politeknik Kota Kinabalu (Malaysia) dan Politeknik LP3I Medan (Indonesia). Salah satu fokus program ini adalah untuk membuka wawasan mahasiswa terhadap perkembangan industri terkini, termasuk industri hijau,” ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan.

Rangkaian dari program tersebut meliputi kunjungan ke industri logistik dan pelabuhan di masing-masing wilayah lokasi perguruan tinggi berada. Politeknik APP Jakarta melakukan kunjungan industri ke PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Mendikti Saintek Blak-blakan soal 960 Ribu Pelajar dan Mahasiswa Terlibat Judi Online

“Kunjungan ke Pelindo (PT. Pelabuhan Indonesia) dilakukan untuk mengetahui dan berdiskusi dengan pengelola pelabuhan Indonesia mengenai sejauh mana penerapan teknologi dan energi hijau yang telah dilakukan di indonesia,” ujar Kaprodi Jurusan Manajemen Logistik Industri Elektronika, Erika Fatma.

Peserta didik yang mengikuti kunjungan tersebut mendapatkan materi tentang Green Port sebagai upaya menuju net zero emission PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Setelah pemaparan materi tersebut, dilakukan diskusi mengenai tantangan, peluang dan rencana pengembangan teknologi hijau serta dampaknya secara sosial dan ekonomi.

“Pelindo sebagai pengelola pelabuhan terbesar di Indonesia, dapat menjadi studi kasus yang sangat menarik dan acuan dalam pengembangan adopsi pemanfaatan teknologi dan energi hijau di Indonesia,” lanjut Erika.

Program SEAWIL ini mengintegrasikan kegiatan pembelajaran dengan aktivitas Industri melalui Project Based Learning. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat berinteraksi dan bekerjasama secara intensif dengan mahasiswa dari negara lain.

Program tersebut memberikan pengetahuan mengenai penerapan energi hijau yang dapat memberikan dampak positif kepada perusahaan baik secara ekonomi, lingkungan dan sosial. Selain itu mahasiswa dapat menggali lebih dalam mengenai tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh perusahaan serta rencana yang akan dilakukan 10 tahun ke depan.

“Mahasiswa yang mengikuti kunjungan industri ke Pelindo sangat antusias untuk mengetahui perkembangan penerapan teknologi hijau yang telah dan akan diterapkan oleh Pelindo. Mahasiswa juga berharap untuk dapat melakukan kunjungan ulang dan melihat secara langsung teknologi yang telah diterapkan tersebut,” pungkas Erika.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya