Membangun Keberhasilan Pendidikan di Era Gen Z dengan Program Transformasi Digital Pendidikan 2023

Kick Off Pelaksanaan Adopsi Teknologi Digital Sektor Pendidikan
Sumber :
  • Kemkominfo

VIVA – Guru berperan penting untuk ikut dalam mendigitalisasi dunia pendidikan. Para guru tidak cukup hanya punya kemampuan menggunakan teknologi digital, tapi juga perlu membangun personal branding yang kuat. Dengan personal branding yang kuat bisa membantu meningkatkan reputasi dan kesadaran tentang kepakaran mereka dalam bidang tertentu.

Simak Cara Mudah Pencairan Dana Bantuan Sosial PIP November 2024

Selain itu, guru yang melek digital juga dapat meningkatkan minat belajar siswa agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Hal tersebut membantu guru membangun hubungan yang lebih kuat dengan siswa dan orang tua siswa. Sehingga nanti akan menimbulkan kesan positif pada siswa dan orang tua siswa dalam memberikan pendidikan yang berkualitas dan peduli terhadap kebutuhan dan aspirasi mereka.

Sejalan dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional sekaligus menjalankan program transformasi digital pendidikan tahun 2023, Direktorat Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menyelenggarakan kegiatan bertajuk ‘Kick Off Pelaksanaan Adopsi Teknologi Digital Sektor Pendidikan’ yang merupakan salah satu program Digitalisasi Sektor Strategis Pendidikan dan dikemas dalam tajuk, “Membangun Keberhasilan Pendidikan di Era Gen Z” dilaksanakan di Semarang pada Kamis (4/5/2023).

Heboh Pengajar Cosplay Jadi Murid SMA di Hari Guru Nasional, Warganet: Pasti Gurunya Gen Z

Acara seminar ini diadakan secara luring dan daring, pesertanya yakni guru dari seluruh jenjang pendidikan dari seluruh Indonesia dengan menghadirkan narasumber yang kompeten pada bidangnya. Peserta seminar luring diikuti 100 guru jenjang SMA/SMK dari Kota Semarang.

Dua narasumber yakni Irfana Steviano mewakili Kemdikbud Ristek dan Hendi Pratama punggawa dari Edutrans ID, menyajikan materi yang komprehensif bagi para peserta. Irfan menyajikan topik “Konten Pembelajaran Digital untuk Platform Merdeka Mengajar”, dan Hendi menyuguhkan konten tentang “Membangun Personal Branding Guru Melek Digital”.

Mengeksplorasi Peran Transformasi Digital

Acara diawali dengan sambutan dari I Nyoman Adhiarna dari  Direktorat Ekonomi Digital Kominfo. Dalam sambutanya ia menyebut bahwa capaian adopsi digital sudah 50% dari seluruh Indonesia.

“Menyasar total 12 kawasan prioritas sebanyak 974 sekolah dan 1786 telah mengadopsi teknologi digital,” kata Adhiarna.

Capaian tersebut menurut Adhiarna karena peran para guru yang aktif terus belajar dan mengasah kemampuan mereka.

Lalu Adhiarna berharap para peserta seminar bisa membuat karya yang baik dan layak untuk di unggah pada platform Merdeka Mengajar.

“Semoga platform Merdeka Mengajar dapat terus berkembang dan bermanfaat untuk pembelajaran digital kedepannya,” kata Adhiarna.

Mengakhiri sambutanya, ia berharap para guru bisa terus berkolaborasi untuk memajukan Indonesia melalui pemanfaatan teknologi digital.

Kemudian Rachmadi Widdiharto dari Kemendikbud turut memberi sambutan di acara ini.

“Sangat perlu bagi guru memanfaatkan teknologi agar bisa menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan interaktif. Sekaligus agar murid berkolaborasi menciptakan karya yang inovatif, menciptakan konten pendidikan yang berkualitas untuk memperkuat citra diri dan meningkatkan kredibilitas sesuai bidangnya,” jelas Rachmadi.

Ia berharap para guru dapat memanfaatkan media sosial dan platform lainya untuk membangun visibilitas para guru.

“Misalkan guru dapat membuat dan dapat memposting artikel atau konten pendidikan yang relevan di platform Merdeka Mengajar,“ ungkap Rachmadi dalam sambutanya.

Sambutan berikutnya dari Siswanto Kepala BPTIK Dikbud Provinsi Jawa Tengah, ia mewakili Uswatun Hasanah Kadis Dikbud Provinsi Jawa Tengah. Dalam uraianya, Siswanto menjelaskan beberapa hal dalam Transformasi Digital Pendidikan Era Gen Z diperlukan beberapa langkah yang tepat.

Siswanto menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu : ”Pertama, strategi yang jelas; ke dua inovasi; ke tiga analisis data; ke empat pengalaman pelanggan: ke lima budaya organisasi; ke enam pengembangan sdm; ke tujuh kemitraan strategis; dan terakhir ke delapan keamanan siber,” papar Siswanto.

Selanjutnya acara secara resmi dibuka oleh Siswanto dengan ditandai pemberian plakat dan pemukulan gong.

Irfana Steviano yang mewakili Kemdikbud memulai materi topik “Konten Pembelajaran Digital untuk Platform Merdeka Mengajar” dengan menyapa para peserta secara lugas dan santai. Pada seminar ini, Irfana memfokuskan materi bagaimana cara membuat konten video untuk pembelajaran.

”Jangan kalah salah marketplace yang jualan pakai video, kita juga bisa membuat konten video belajar yang sangat menarik,” jelas Irfana.

Menurutnya, video pembelajaran efektif ditopang oleh 3 hal, yakni : Tujuan, Konteks, Struktur, dan Multimedia. Kemudian Irfana menjelaskan beberapa teknik dalam membuat konten video, salah satunya teknik ‘Story Telling’.

Irfana langsung mempraktekan teknik “Story Telling’ bersama para guru peserta seminar membuat video dengan tema: Ceritakan Pengalaman Inspiratif Anda selama  menjadi Guru. Setelah itu ia membuat beberapa simulasi berinteraksi dengan para peserta daring dan luring. Irfana mengakhiri materinya dengan menerangkan cara menggunakan peralatan penunjang dan  aplikasi editing video.

Usai Irfana, Hendi Pratama dari Edutrans ID melanjutkan mengisi acara dengan materi “Membangun Personal Branding Guru Melek Digital”. Menurut Hendi, guru harus memperkuat personal branding,”Karena kalau kita tidak punya personal branding, kita sangat mudah tergantikan. Bisa digantikan dengan orang lain atau teknologi”.

Ia memberikan contoh dua orang mahasiswa yang bukan guru namun mampu mengajar materi lebih bagus dari seorang guru. “Padahal dua-duanya mahasiswa yang bidang studi kuliahnya berbeda dengan materi pelajaran yang mereka bagikan untuk orang lain”. Hendi menyampaikan materinya dengan interaktif pada para peserta luring dan daring, melibatkan para peserta dengan simulasi contoh langsung.

Guru perlu usaha memenangkan respek dari siswanya dan dari stakeholders yang lain. “Respek dari orang tua murid dan Kepala Sekolah misalnya. Jangan lagi orang tua sampai menanyakan PR anaknya di group whatsapp, misalnya. Atau guru yang di blacklist Kepala Sekolah,” Hendi mencontohkan. Hendi mengungkap bahwa peningkatan kepercayaan diri kemudian lebih dikenal lalu akan timbul lebih dipercaya, sehingga lebih mudah berbaur dan diterima oleh lingkungan baru.

Kemudian Hendi memaparkan alasan ketiga mengapa guru perlu personal branding karena guru berhak mendapatkan penghasilan tambahan. Dengan menjadi pembicara, menjadi guru les atau trainer eksekutif, buku lebih laku, lebih mudah promosi, bias dapat endorse, dan lebih mudah networking.

Dalam personal branding, guru harus bisa menunjukkan keunikanya, memperlihatkan visinya, dan membeberkan keahlianya.

Hendi mengakhiri dengan pesan bahwa kini dan nanti bahwasanya harus bisa mengikuti perkembangan teknologi.”Sekarang Artificial Intelegence atau AI ditolak, tapi nanti akan menjadi bagian dari kita seperti penolakan smartphone pada awal kehadiranya, karena kita tidak bisa menghindar”. Inilah pentingnya para guru harus ‘Melek Digital’.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya