Di IPU 146, Putu Supadma Sampaikan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Jaga Kelestarian Alam

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Putu Supadma Rudana.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mengungkapkan masyarakat Bali sangat menjunjung tinggi kearifan lokal. Dengan kearifan lokal itu pula, masyarakat Bali sangat menjunjung tinggi dan menjaga kelestarian alam terutama air.

Kunjungi Banten, Komisi II DPR Soroti Netralitas Kepolisian dan Kades

Hal itu disampaikan Putu saat menjadi panelis pada diskusi Parliamentary Leadership in Addressing Insecurity and crises: Putting Gender Equality at The Center of Water Security, Climate Resilience and Peace Sustainability yang berlangsung di sela-sela Sidang IPU146 di Manama, Bahrain, (11/3/2023).

Melalui siaran pers yang diterima Parlementaria, Senin (13/3/2023), Putu menerangkan masyarakat Bali sangat memegang erat filosofi hidup Tri Hita Karana. "Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sanskerta yang terbentuk dari tiga kata. Tri artinya tiga, Hita artinya kesejahteraan atau kebahagiaan, dan Karana artinya sebab atau penyebab. Jadi, Tri Hita Karana berarti tiga penyebab kebahagiaan,” terang Putu.

Sidak Rutan Salemba Jakpus, DPR: Ada Laporan Beberapa CCTV Tak Aktif

Masyarakat Bali, sambung Putu, memaknai Tri Hita Karana sebagai konsep yang mengajarkan manusia untuk hidup berdampingan. Tujuannya, ungkap Putu, adalah untuk menciptakan keharmonisan dalam kehidupan, tidak hanya dengan sesama manusia, tetapi juga dengan Tuhan dan lingkungan.

Ketiga hubungan harmonis tersebut, jelas Putu, diyakini akan membawa kebahagiaan, keharmonisan, dan kemakmuran dalam hidup. “Orang Bali menjunjung tinggi filosofi ini dalam hidup. Itu sebabnya kebijakan pemerintah di Bali juga dirancang sesuai dengan filosofi tersebut,” tutur Politisi Fraksi Partai Demokrat ini.

41 Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Kembali Dibatalkan Hari Ini Dampak Erupsi Gunung Lewatobi

Lebih lanjut, Legislator Dapil Bali tersebut menegaskan, masyarakat Bali mengelola air dengan konsep Tirta atau Air Suci. Artinya, mata air alami merupakan kawasan suci yang harus dilindungi. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang sama untuk menjaga dan melestarikan Tirta ini.

“Tirta atau air suci merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat Bali. Yang dimaksud dengan air suci adalah air yang diambil dari sumber air kemudian diupacarai, selanjutnya disebut Tirta. Air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat Bali. Mempertimbangkan hal tersebut, dengan senang hati saya informasikan juga bahwa Indonesia khususnya Bali akan menyelenggarakan World Water Forum di tahun 2024,” papar Putu.

Putu meyakini, ketahanan dan keberlanjutan pengelolaan sumber daya air dan perlindungan iklim akan diperkuat dengan pelibatan dan pemberdayaan perempuan. “Untuk tujuan ini, saya juga mendorong parlemen untuk terlibat dengan kelompok perempuan dan organisasi masyarakat sipil yang berada di garis depan pekerjaan ini sebagai sekutu penting dalam menerapkan kebijakan tanggap gender,” tutup Putu.

Anggota DPR RI Fraksi Partai Nasdem, Rajiv

DPR: Polisi Harus Konsisten Tindak Penjual Pupuk Subsidi Ilegal untuk Dukung Swasembada Pangan

Anggota Komisi IV DPR RI, Rajiv mengapresiasi operasi penggerebekan pelaku praktik ilegal penjualan pupuk bersubsidi oleh Polresta Bandung dan Polres Cimahi. Menurut dia,

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024