Tingkatkan Potensi Ekspor, Bea Cukai Lakukan Sinergi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah
- Bea Cukai
VIVA – Nilai ekspor Indonesia pada tahun 2022 secara kumulatif mencapai 291,98 miliar USD atau naik sebesar 26,07 persen dibandingkan pada tahun 2021. Kinerja positif ekspor pada tahun 2022 tentu harus dipertahankan, salah satunya dengan fungsi Bea Cukai sebagai industrial assistance melalui sinergi dan asistensi ekspor. Kali ini, Bea Cukai menggandeng pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan potensi ekspor di Makassar dan Yogyakarta.
Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Makassar, Ria Novika Sari, bahwa dalam mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) go international, Bea Cukai Makassar melakukan kerja sama dengan Digital Entrepreneurship Academy, Balai Besar Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BBPSDMP Kominfo) Makassar. “Digital Entrepreneurship Academy (DEA) adalah bagian dari program Digital Talent Scholarship dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bertujuan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul untuk mempercepat transformasi digital bidang kewirausahaan dalam rangka peningkatan ekonomi digital,” imbuhnya.
Ria mengatakan bahwa Tim Asistensi Ekspor Bea Cukai Makassar akan memberikan pelatihan dan materi mengenai peluang ekspor serta kondisi pasar internasional pada Digital Entrepreneurship Academy. Sementara Kominfo akan membangun infrastruktur berupa BTS 4G pada daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal). Daerah yang terpilih sebagai piloting pada program ini adalah Kabupayen Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Selanjutnya, Bea Cukai Makassar turut menghadiri kegiatan Dialog Peningkatan Ekspor Indonesia dengan Kolaborasi, Aman, dan Terkendali, yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (DPD GPEI) Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat yang berlokasi di The Rinra Hotel Makassar, pada Kamis (09/02).
“Kolaborasi Bea Cukai Makassar dengan pemerintah pusat dan daerah bertujuan untuk mendorong produk lokal dari Sulawesi agar dapat go international,” ujar Ria.
Sementara itu, di Yogyakarta, Bea Cukai Yogyakarta menghadiri rapat koordinasi monitoring dan evaluasi yang diselenggarakan oleh Disperindag Provinsi DIY tentang pemanfaatan Jogja Business Service Center (JBSC), pada Rabu (15/02). Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Bank Indonesia, pengembang platform JBSC, perwakilan GPEI Yogyakarta, perwakilan eksportir, serta perwakilan Disperindag Kabupaten/Kota di Provinsi DIY.
JBSC adalah wadah yang memfasilitasi pelaku usaha di DIY untuk berkonsultasi mengenai permasalahan dan kendala terkait ekspor dan impor yang muncul dalam dunia usahanya. Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai VI Bea Cukai Yogyakarta, Turanto Sih Wardoyo, mengatakan bahwa diperlukan strategi promosi yang baik agar masyarakat familiar dengan JBSC serta dapat terus menerus akses untuk mencari informasi terkini seputar ekspor dan impor.
“JBSC bisa menjadi akselerator dalam kolaborasi dan sinergi pentahelix dalam optimalisasi pengembangan potensi lokal sebagai upaya percepatan pemulihan ekonomi inklusif di DIY. Harapannya, kegiatan rapat koordinasi ini dapat mendorong perbaikan dan pengembangan platform JBSC guna memfasilitasi kemudahan pelaku usaha untuk melakukan kegiatan ekspor,” pungkas Turanto.