Optimalkan Peran Industrial Assistance, Bea Cukai Lakukan Lawatan Kerja ke Makassar dan Kediri
- Bea Cukai
VIVA – Dalam kegiatan bertajuk “Customs Visit Customer (CVC)”, Bea Cukai lakukan lawatan kerja di sejumlah wilayah, meliputi Kediri dan Makassar. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bimbingan dan monitoring kepada pengguna jasa.
Kepala Bea Cukai Kediri, Sunaryo, ikut mendampingi lawatan kerja Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Kediri, pada Rabu (15/02). Lawatan kerja ini dilakukan di PT Gudang Garam untuk melihat proses produksi rokok mulai dari pelintingan hingga pelekatan pita cukai. Sebagai bentuk monitoring, PT Gudang Garam juga menyampaikan pemaparan kondisi terkini perusahaan pada lawatan tersebut.
“PT Gudang Garam merupakan perusahaan dengan kontribusi cukai tertinggi pada Bea Cukai Kediri. Oleh karena itu, melalui lawatan ini, kami berharap fungsi asistensi industri oleh Bea Cukai dapat berjalan baik sehingga potensi penerimaan negara dapat dioptimalkan,” ujar Sunaryo.
Sementara itu, di Makassar, Kepala Kanwil Bea Cukai Sulbagsel, Nugroho Wahyu Widodo, lakukan lawatan kerja ke PT Mars Symbioscience, pada Kamis (16/02). PT Mars Symbioscience merupakan perusahaan penerima fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) yang berlokasi di Kawasan Industri Makassar (Kima). Pada lawatan tersebut, Nugroho membahas isu terkait pengembangan industri cokelat di Sulawesi Selatan.
“Kegiatan lawatan kerja bermanfaat untuk meningkatkan komunikasi dan mengetahui kebutuhan pengguna jasa,” ujar Nugroho.
Sebelumnya, kegiatan lawatan kerja juga dilakukan oleh Bea Cukai Makassar di PT Maruki International Indonesia, pada Senin (13/02). PT Maruki International Indonesia merupakan salah satu perusahaan pengguna fasilitas kawasan berikat yang bergerak di bidang furnitur dengan hasil olahan butsudan. Butsudan adalah altar berbentuk lemari kayu dengan pintu untuk menyimpan suatu gohonzon atau benda keagamaan.
“Melalui kegiatan lawatan ini, kami berharap dapat meningkatkan kinerja pelayanan melalui komunikasi positif pada pengguna jasa, sehingga mampu menghilangkan asumsi dan persepsi,” pungkas Nugroho.