Kementan Harapkan Dukungan Penyuluh Masifkan Genta Organik

Kementan gelar penyuluhan Genta Organik.
Sumber :

VIVA – Kementerian Pertanian (Kementan) mengharapkan dukungan dari para penyuluh agar Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) dapat diimplementasikan oleh petani di seluruh Indonesia.

Demi Petani Tebu Rasakan Manisnya Masa Depan, Kementan Melalui Program "MANIS" Kejar Swasembada Gula Nasional

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa kunci meningkatkan produksi pertanian adalah memelihara kesuburan tanah. Kesuburan tanah dapat dipelihara secara berkelanjutan dengan menggunakan pupuk organik.

"Kita besok berharap produksi kita akan meningkat jauh bahkan melonjak dari sebelumnya. Caranya satu, perbaiki pupuk kita sekarang jangan pakai pupuk kimia saja, tetapi lebih banyak pupuk organik," kata SYL.

Mentan Bersama Kapolri dan Panglima TNI Launching Program Swasembada Pangan

Meski demikian, SYL menekankan bahwa penggunaan pupuk kimia masih ditoleransi asalkan tidak berlebihan. Kalau mau pakai pupuk kimia tidak perlu banyak, sehingga efek sampingnya bisa kita kurangi," ucap dia.

Sebagaimana diketahui Kementan telah mencanangkan program Genta Organik yang ditujukan untuk menyuburkan tanah Indonesia agar produksi tetap meningkat meski harga pupuk mahal.

Mentan Amran Ungkap Program Brigade Swasembada Pangan Dapat Anggaran Rp 30 T, 23 Ribu Orang Sudah Daftar

Oleh karena itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengharapkan dukungan dari para penyuluh agar Genta Organik tersebut diimplementasikan secara masif di seluruh pelosok tanah air.

"Saudara-saudaraku penyuluh dimanapun kalian berada, saya sangat berharap support dari kalian semua bagaimana Genta Organik ini bisa diimplementasikan secara masif," ucap Dedi pada acara Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) volume 52 bertemakan Peran Penyuluh Pertanian Dalam Menghadapi Pupuk Mahal, Jakarta, Selasa (20/12).

Menghadapi pupuk mahal, Dedi berpesan kepada para penyuluh agar meningkatkan agenda intelektual. "Pupuk mahal solusinya tadi pupuk organik. Lalu, bagaimana cara membuat pupuk organik, bagaimana cara mengimplementasikan pupuk ornganik, dan bagaimana manfaat pupuk organik," jelas Dedi.

"Selanjutnya, saya minta petani juga ditingkatkan agenda intelektualnya agar mampu dan mengerti pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah, sehingga petani mampu mengimplementasikan Genta Organik itu di lahannya masing-masing," sambungnya.

Dedi juga berpesan kepada penyuluh agar membuat agenda aksi, yang dimulai dari rencana aksi bagaimana mengimplematasikan Genta Orangik di wilayah binaan masing-masing. 

"Dimulai dari pembuatan demplot pembuatan kompos, pupuk hayati, pembenah tanah. Agenda aksi harus jelas sampai mengaplikasiannya hasil demplot itu di lahan-lahan pertanian," ucap Dedi.

Terakhir Dedi berpesan kepada penyuluh agar mempunyai target berapa banyak petani yang mengimplementasikan Genta Organik. "Tentu juga ada target berapa peningkatakn produktivitas akibat gerakan ini dan itu semua harus dicatat," imbuh Dedi.

Narasumber Ngobras, Ketua harian HKTI Provinsi Jawa Barat, Entang Sastraatmadja mengatakan suasana pertanian saat ini yaitu pembangunan pertanian dan pembangunan petani, pembangunan pertanian dan penyuluhan pertanian, peningkatan produksi dan kesejahteraan petani, penyuluh pertanian sebagai guru, obor dan Problem solver.

"Solusi pupuk mahal di antaranya melalui advokasi kepada petani, pengembangan pupuk organik dan menghemat pupuk dengan penggunaan pupuk berimbang," jelas Entang.

Dalam kebijakan pemupukan dibuat penyelesaian dengan terobosan sehingga pupuk mahal tidak bersoal. Subsidi langsung kepada petani bisa menjadi alternatif. Lebih lanjut beliau mengatakan saat ini kondisi lahan pertanian yang perlu diperhatikan kesehatan lahan pertanian, go organik dan penyembuhan lahan pertanian.

"Banyak yang harus dilakukan untuk mengatasi harga pupuk yang mahal diantaranya melalui kebijakan perpupukan dengan pupuk bersubsidi, subsidi pupuk langsung ke petani dan tata kelola pupuk bersubsidi," imbuh Entang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya