Kementan Paparkan Peran Penyuluh Pertanian Hadapi Pupuk Mahal
VIVA – Kementerian Pertanian (Kementan) telah mencanangkan program Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) yang ditujukan untuk menyuburkan tanah Indonesia agar produksi tetap meningkat meski harga pupuk mahal.
Menurut Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, salah satu cara memperbaiki kesuburan tanah adalah mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik. Dengan demikian, produksi pertanian bisa ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan.
"Jangan pakai pupuk kimia saja, tetapi lebih banyak pupuk organik. Pupuk kimia mungkin masih dibutuhkan karena ini berskala ekonomi kan dan beberapa varietas membutuhkan, tetapi kita dahului dengan memberi makan dengan nutrisi dengan organik," ujar Mentan SYL.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa yang bisa menyuburkan tanah bukan hanya pupuk kimia melainkan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah.
"Pupuk memberikan distribusi terhadap peningkatan produktivitas pertanian sebanyak 15 persen sampai dengan 75 perse," kata pada agenda ngobrol asyik (ngobras) volume 52 bertemakan Peran Penyuluh Pertanian Dalam Menghadapi Pupuk Mahal, Jakarta, Selasa (20/12).
Lebih lanjut dia mengatakan jangan memberikan pupuk berlebih pada tanaman karena akan membuat tanaman disukai serangga, hama penyakit, tanah tercemar dan peluang produksi turun.
Pupuk telah terbukti mempengaruhi produksi, namun perlu diingat penggunaan pupuk jangan berlebih karena tanaman seculent sangat disukai patogen risiko terkena hama penyakit dan juga pencemaran lingkungan, jadi agar tidak ada lagi penggunaan pupuk berlebih selain itu juga merupakan pemborosan.
Narasumber Ngobras, Ketua harian HKTI Provinsi Jawa Barat, Entang Sastraatmadja mengatakan suasana pertanian saat ini yaitu pembangunan pertanian dan pembangunan petani, pembangunan pertanian dan penyuluhan pertanian, peningkatan produksi dan kesejahteraan petani, penyuluh pertanian sebagai guru, obor dan Problem solver.
"Solusi pupuk mahal di antaranya melalui advokasi kepada petani, pengembangan pupuk organik dan menghemat pupuk dengan penggunaan pupuk berimbang," jelas Entang.
Dalam kebijakan permupukan dibuat penyelesaian dengan terobosan sehingga pupuk mahal tdk bersoal. Subsisi langsung kepada petani bisa menjadi alternatif. Lebih lanjut beliau mengatakan saat ini kondisi lahan pertanian yang perlu diperhatikan kesehatan lahan pertanian, go organik dan penyembuhan lahan pertanian.
"Banyak yang harus dilakukan untuk mengatasi harga pupuk yang mahal diantaranya melalui kebijakan perpupukan dengan pupuk bersubsidi, subsidi pupuk langsung ke petani dan tata kelola pupuk bersubsidi," imbuh Entang.