Genta Organik Tingkatkan Efisiensi Penggunaan Pupuk Kimia
- Kementan
VIVA – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan Gerakan Tani Pro Organik (Gentra Organik) mampu meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia.
Saat ini pupuk anorganik masih memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas 15-70 persen. Peningkatan harga pupuk saat ini 50-300 persen berdampak pada penurunan produktivitas pertanian.
Agar produksi pertanian tetap terjaga dan meningkat saat harga pupuk kimia mahal, Kementan mengajak para petani berkreasi menggunkan pupuk sendiri dari bahan-bahan alami yang telah disediakan oleh alam.
Berbagai hasil riset dan pengalaman petani menyebutkan bahwa yang dapat menyuburkan tanah bukan hanya pupuk kimia saja, tetapi juga pupuk organik, pupuk hayati, mikroorganisme lokal, dan pembenah tanah.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, ancaman dunia besar sekarang ini dan sudah sangat berbahaya. Dengan segala upaya harus ditemukan langkah yang benar untuk memperbaiki.
"Jika cost produksi bisa ditekan dan keuntungan petani bisa ditingkatkan, disinilah Pertanian berperan," tutur dia.
Diakuinya, petani bahkan lahan pertanian menunggu langkah-langkah perbaikan."Cara pandang dan kemauan yang serius dari seluruh penyuluh dan petani untuk kembali ke organik, mampu menyelamatkan pertanian Indonesia," tuturnya.
Ditambahkan SYL, setelah merubah cara pandang dan kemauan, langkah selanjutnya adalah rencana aksi dan pendampingan penuh (coaching) oleh penyuluh pertanian hingga pemerintah agar Genta Organik ini bisa berjalan dan dilakukan petani.
Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan, pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah semuanya dapat meningkatkan kesuburan tanah. Di samping itu, penggunaan bahan-bahan alami tersebut dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia.
"Penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan efisiensi pupuk kimia. Oleh karena itu, sudah bukan tempatnya lagi kita melakukan pupuk berlebih," ucap Dedi pada agenda MSPP volume 47 bertemakan `Memilah Pupuk Organik dan Pembenah Tanah Organik`, Jumat (16/12).
Dedi juga menjamin, jika pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah digunakan secara bersamaan produktivitas tanah akan meningkat meskipun pupuk anorganik dikurangi.
"Kalau kita melakukan pemupukan berlebih, risiko serangan hama penyakit juga meningkat. Jadi, petani dan penyuluh dimanapun berada terutama di daerah-daerah intensif di Jawa, gunakan pemupukan berimbang," ajak Dedi.
Kepala Balai Penelitian Tanah (Balittanah), Ladiyani Retno Widowati mengatakan, pembenah tanah organik dan pupuk organik padat berasal dari sisa tanaman dan bukan untuk mutu mempunyai spesifikasi hampir sama, hanya dibedakan kadar NPK.
"Pembenah tanah organik dan pupuk organik padat mempunyai manfaat dalam menambah C organik tanah atau dapat disebut juga menambat C sementara," jelas Ladiyani.
Dia menjelaskan, pembenah tanah selain berasal dari pengomposan sisa tanaman juga berasal dari sumber tambang (dolomit, kapur, zeolit) dan bahan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku. "Untuk penggunaan ameliorant sesuaikan dengan tujuan dan ketersediaan di sekitar kita," imbuh Ladiyani.