Kementan Gerakkan Penyuluh Sukseskan Genta Organik

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo.
Sumber :

VIVA – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menyediakan SDM untuk menggerakkan Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik).

Demi Petani Tebu Rasakan Manisnya Masa Depan, Kementan Melalui Program "MANIS" Kejar Swasembada Gula Nasional

Genta Organik merupakan gerakan yang mendorong petani memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri. Di samping itu, gerakan ini juga mengajak petani untuk melakukan pemupukan berimbang.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, salah satu cara memperbaiki kesuburan tanah adalah dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik.

Mentan Bersama Kapolri dan Panglima TNI Launching Program Swasembada Pangan

Dengan demikian, kata Mentan Syahrul, produksi pertanian bisa ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan.

"Jangan hanya gunakan pupuk kimia, tetapi lebih banyak pupuk organik. Kimia masih mungkin dibutuhkan karena ini berskala ekonomi kan? dan beberapa varietas membutuhkannya, tetapi kita dahului dengan memberi makan dengan nutrisi dengan organik," ujar Mentan Syahrul.

Mentan Amran Ungkap Program Brigade Swasembada Pangan Dapat Anggaran Rp 30 T, 23 Ribu Orang Sudah Daftar

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menjelaskan bahwa yang bisa menyuburkan tanah bukan hanya pupuk kimia melainkan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah.

"Pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah itu petani bisa di buat sendiri asal ada kemauan. Artinya, untuk menyuburkan tanah tidak ada alasan karena pupuk mahal kita diam. Proses penyuburan tanah, peningkatan produktivitas, dan produksi harus terus kita lakukan kalau kita tetap ingin eksis di muka bumi ini," ucap Dedi.

Lebih lanjut, Dedi menegaskan, Genta Organik bukan berarti mengharamkan penggunaan pupuk kimia. Penggunaan pupuk anorganik masih boleh digunakan, tapi dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang.

"Genta Organik bukan berarti mengharamkan pupuk kima. Jadi, di dalam Genta Organik untuk mengatasi pupuk mahal di dalamnya ada pupuk organik, pupuk hanyati, pembenah tanah dan pemupukan yang berimbang," tambah Dedi.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya dihubungi usai acara Harmonisasi dan Apresiasi SDM Pertanian 2022 di Kampus Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, mengatakan, Genta Organik merupakan program am unggulan BPPSDMP.

"Genta Organik merupakan program am unggulan BPPSDMP. Jadi, kita harus berhasil karena adanya pupuk organik ini kita bisa meningkat produksi pertanian kita. Harapan kita seperti. Dan poteninya ada. Jerami kita tersedia dan teknologinya sudah ada," kata Bustanul.

Bustanul menjelaskan, saat ini kemampuan pemerintah menyediakan pupuk subsidi terbatas. Sisi lain, harga pupuk kimia kecenderungan terus meningkat, apalagi terjadi perang Rusia dengan Ukraina.

“Jadi diharapkan nantikan di beberapa wilayah atau tempat itu secara masif bisa mengimplementasikan dan pemanfaatan pupuk organik melalui penyuluh kita yang ada di lapangan," kata dia.

Bustanul mengatakan akan memanfaatkan program Sekolah Lapang yang ada di beberapa daerah, jika anggarannya tersedia, sebagai wadah bagi para penyuluh melakukan transfer inovasi dan teknologi pembuatan pupuk organik kepada petani.

"Jadi program kita sudah kita siapkan SDM-nya. Kemudian kita lakukan melalui program penyuluhan melalui Sekolah Lapang. Tinggal kita bersam-sama petani dan penyuluh untuk pembuatan dan pemanfaatan pupuk organik itu," ucap Bustanul.

Terakhir, Bustanul mengatakan, pihaknya juga memanfaatkan media untuk menyebarluaskan informasi terkait Genta Organik, seperti Mentan Sapa Petani dan Penyuluh Pertanian (MSPP), Ngobrol Asik Penyuluhan (Ngobras), Training of Trainer, dan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya