Kementan Maksimalkan Digital untuk Perkuat Penyuluhan Pertanian

Kementan gelar penyuluhan pertanian.
Sumber :

VIVA – Penyelenggaraan penyuluhan pertanian merupakan hal utama dalam proses penyuluhan pertanian. Kualitas penyelenggaraan penyuluhan yang baik, merupakan bukti bahwa penyuluh bisa melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik. 

Garap Lahan Pertanian 20 Ha Pakai Padi Biosalin, PGN Gandeng BRIN hingga Pemkot Semarang

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo  dalam beberapa kesempatan mengungkapkan bahwa penyuluh pertanian merupakan ujung tombak dalam proses pembangunan pertanian. 

“Penyuluh adalah garda terdepan pendamping petani dalam kesuksesan pertanian. Oleh sebab itu, penguatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian harus terus kita lakukan," kata Mentan Syahrul. 

Kelompok Petani Jeruk di Curup Bengkulu Jangkau Pasar Lebih Luas Berkat Pemberdayaan BRI

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi juga mengatakan, penyuluh pertanian saat ini harus diperkuat dengan bertransformasi menuju pertanian yang maju mandiri dan modern. 

"Metode penyuluhan pertanian sebelumnya hanya menggunakan metode lakususi, sekarang ditambah dengan smart farming melalui pemanfaatan teknologi agar penyelenggaraan penyuluhan lebih maksimal," ujar Dedi. 

TNI Kembangkan Bibit Padi Unggul, Mentan: Luar Biasa

Hal senada diungkapkan oleh Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan) Bustanul Arifin Caya dalam kegiatan pertemuan yang diadakan oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah pada Selasa (29/11) di Gumaya Tower Hotel, Kota Semarang. 

Dalam arahannya, Bustanul mengungkapkan bahwa penguatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian saat ini difokuskan pada digitalisasi. 

“Penyelenggaraan penyuluhan pertanian saat ini berbasis digitalisasi yang terdiri atas digitalisasi SDM, Metode, Sarana dan Prasarana, Perangkat Lunak serta Pembiayaan,” ujar Bustanul. 

Pada kesempatan tersebut Bustanul mendorong penyuluh pertanian di Jawa Tengah untuk memanfaatkan teknologi dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Pemanfaatan teknologi tersebut harus diaplikasi dalam setiap proses penyuluhan pertanian. 

“Di era teknologi informasi dan komunikasi ini, penyuluh harus bisa menjadi seorang fasilitator, formulator, inovator dan konsultan agribisnis di lapangan untuk memperkuat proses penyelenggaraan penyuluhan pertanian” ujarnya. 

Pusat Penyuluhan Pertanian melakukan berbagai kegiatan penyuluhan secara intensif dengan mengoptimalkan berbagai media penyuluhan baik itu media offline dan online serta hybrid. 

Kegiatan penyuluhan secara hybrid yang memaksimalkan digitalisasi pertanian (media online) meliputi kegiatan Mentan Sapa Petani dan Penyuluh Pertanian (MSPP), Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras), Ngobras On The Spot, Ngobras Edisi Podcast (Ngepod) dan Webseries Renjana. 

Selain kegiatan penyuluhan dengan memanfaatkan media online, Pusat Penyuluhan Pertanian juga mengelola aplikasi untuk menunjang proses penyelenggaraan penyuluhan.

Aplikasi tersebut yaitu Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian (Simluhtan) untuk penguatan data kepenyuluhan dan Cyber Extension (Cybext) untuk penguatan materi dan informasi penyuluhan pertanian. 

Bustanul mengharapkan petani dan penyuluh pertanian memanfaatkan teknologi digital untuk memperkuat penyelenggaraan penyuluhan pertanian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya