Manfaatkan Genta Organik, Kementan Ajak Penyuluh dan Petani Tingkatkan Produktivitas

Kementan ajak penyuluh dan petani tingkatkan produktivitas.
Sumber :

VIVA – Pupuk organik merupakan pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. 

Demi Petani Tebu Rasakan Manisnya Masa Depan, Kementan Melalui Program "MANIS" Kejar Swasembada Gula Nasional

Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah). 

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengajak para petani di seluruh Indonesia untuk meningkatkan penggunaan pupuk sendiri alias pupuk organik. 

Mentan Bersama Kapolri dan Panglima TNI Launching Program Swasembada Pangan

Menurutnya, pupuk organik sangat dibutuhkan oleh para petani. Sebab, jumlah ketersediaan pupuk subsidi yang ada saat ini sangat terbatas. 

"Belum lagi bahan baku pupuk seperti gugus fosfat yang sebagian besar dikirim dari Ukraina dan Rusia tersendat karena perang keduanya. Jadi yang tidak dapat pupuk subsidi segeralah menghadirkan pupuk organik,” ujar SYL, sapaan Mentan Syahrul. 

Mentan Amran Ungkap Program Brigade Swasembada Pangan Dapat Anggaran Rp 30 T, 23 Ribu Orang Sudah Daftar

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, Kementan telah meluncurkan Genta organik, yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal. 

Gerakan ini mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri. 

"Genta organik tidak berarti mengharamkan penggunaan pupuk anorganik (kimia), melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang," ujar Dedi dalam agenda Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) volume 44 bertemakan ‘Yuk Organik, Jakarta, Jumat (25/11). 

Dikatakan Dedi, petani bisa membuat sendiri pupuk organik, pupuk hanyati, dan pembenah tanah. "Petani juga bisa membuat pupuk organisme lokal. Apa yang disebut mikro organisme lokal yang di dalamnya ada mikroba yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman," kata Dedi. 

Narasumber MSPP, Joko Setiyanto merupakan penyuluh pertanian kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah. Pada paparan materinya yang bertemakan yuk organik Joko Setiyanto menceritakan pengalamannya dalam membuat pupuk organik. 

"Permasalahan yang ada saat ini dilapangan yaitu kesuburan tanah yang menurun dan budaya pemupukan ala petani," jelas Joko. 

Lebih lanjut Joko mengatakan, solusi dari permasalahan yang ada yaitu budidaya pertanian mengangkat potensi lokal dan ramah lingkungan, dan ini dapat dilakukan dengan cara pemberian pupuk organik pada tanaman. 

“Salah satu dampak positif tanaman diberikan pupuk organik yaitu hama tanaman semakin berkurang dan secara bertahap produktivitas tanaman bertambah, oleh karena itu mari kita gunakan pupuk organic,” pungkas Joko.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya