Gerakan Pembangunan Pertanian Kostratani Makin Dioptimalkan di BPP Pray Au
VIVA – Kementerian Pertanian (Kementan) Pusat Penyuluhan Pertanian memaksimalkan program pembangunan pertanian dengan melakukan transformasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) menjadi BPP Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani).Â
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bahwa Kostratani merupakan optimalisasi tugas, fungsi, dan peran BPP dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
"Kostratani adalah wujud gerakan pembangunan pertanian di Indonesia yang menyelaraskan kemajuan era industrialisasi 4.0. Kostratani berpusat di Kecamatan, karena pembangunan pertanian akan dilakukan dari lapangan, desa hingga kecamatan," kata Mentan Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan, penguatan BPP Kostratani merupakan program untuk mendukung gerakan pembangunan pertanian yang dapat dilakukan dengan berbagai cara.
“Banyak hal yang bisa kita lakukan dalam penguatan BPP Kostratani, seperti pendampingan dan pengawalan gerakan pembangunan pertanian dengan cara kolaborasi antara penyuluh pertanian dan petugas teknis fungsional lainnya," ujar Dedi.
Sementara itu Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya mengajak kepada seluruh penyuluh pertanian untuk menerapkan peran dan fungsi BPP Kostratani di BPP Pray Au.
"BPP Pray Au ini lokasinya strategis dan sudah direnovasi. Itu harus diimbangi dengan dengan menerapkan lima peran Kostratani," ungkap Bustanul dalam Kunjungan Kerjanya di BPP Pray Au, Kabupaten Sumba Tengah, pada Kamis (24/11).
Lima peran Kostratani tersebut, kata Bustanul, di antaranya adalah BBP sebagai pusat data dan informasi, pusat pembelajaran, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat konsultasi agribisnis, dan pusat jaringan kemitraan.
Ia juga meminta penyuluh agar mampu mendorong pemanfaatan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh petani agar petani mampu meningkatkan usaha tani dan produksinya, meningkatkan kinerja brigade alsintan yang ada agar dapat membantu petani, serta mendekatkan petani dengan offtaker dengan mengadakan pertemuan agar terjalin kemitraan yang baik.
Dalam kunjungan ini, hadir juga Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumba Tengah, Koordinator BPP Pray Au, petani dan penyuluh, dan alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang yang sedang melakukan pendampingan di kabupaten tersebut.
Bustanul mengapresiasi alumni Polbangtan Malang yang telah menciptakan alat pemupukan jagung. "Penyuluh harus bisa menghasilkan teknologi apropriate, seperti yang telah dihasilkan oleh teman-teman dari Polbangtan dalam membuat alat pemupukan jagung," ujar Bustanul.
Alat pemupukan tersebut disambut baik oleh para petani. Petani merasakan inovasi yang dihasilkan sangat bermanfaat dan membantu petani dalam melakukan pemupukan.
Bustanul berpesan kepada penyuluh dan pendamping dari alumni polbangtan untuk terus melakukan pengawalan kepada petani agar mengikuti anjuran dari dinas pertanian dan memperoleh hasil produksi yang baik.
Bustanul berharap kepada penyuluh pertanian memiliki beberapa kriteria, yaitu memfasilitasi program pembangunan pertanian, mampu memformulasikan pembangunan pertanian di kecamatan serta meghasilkan inovasi. "Penyuluh harus dapat memberikan motivasi, harus berlapang hati dan tetap rendah hati," imbuh Bustanul.