Bea Cukai Ambon Layani Ekspor Perdana Biji Kenari ke Amsterdam
VIVA – Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga 15 Agustus 2022 terus menunjukkan tren positif dengan adanya pertumbuhan sebesar 30,62 persen year on year (yoy) atau mencapai 64,79 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Sementara itu, penerimaan pada sektor bea keluar tumbuh sebesar 94,94 persen, artinya kegiatan ekspor terus mencatatkan pertumbuhan yang positif sejalan dengan permintaan komoditas unggulan nasional.
R. Teddy Laksmana, Kepala Bea Cukai Ambon, mengungkapkan bahwa Bea Cukai Ambon layani ekspor perdana komoditas biji kenari oleh PT Kamboti Rempah Maluku, pada Rabu (24/08). Komoditas ekspor PT Kamboti Rempah Maluku ini diangkut menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
Bea Cukai Ambon melayani ekspor biji kenari lewat pelabuhan muat asal Bandara Internasional Pattimura yang nantinya diangkut ke pelabuhan muat ekspor Bandara Soekarno Hatta menuju Amsterdam, Belanda.
“Meskipun jumlah tonnage komoditas yang diekspor tidak terlalu besar, tetapi ekspor perdana biji kenari ini membuktikan bahwa PT Kamboti Rempah Maluku tetap berusaha untuk ekspansi pasar dengan simultan kontinu mengekspor komoditas unggulan dari Ambon, Maluku,” ujar Teddy.
Biji kenari atau walnut merupakan jenis kacang-kacangan yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti mengendalikan berat badan dan gula darah, menurunkan tekanan darah dan kolesterol, serta baik untuk kesehatan otak.
Umumnya, biji kenari digunakan sebagai toping kue atau campuran makanan. Biji kenari asal ambon dinilai memiliki kualitas terbaik di Indonesia. Oleh karena itu, ekspor perdana kali ini berpeluang besar meningkatkan geliat usaha komoditas biji kenari asal Ambon ke pasar internasional.
“Bea Cukai Ambon berkomitmen akan selalu memberikan pelayanan prima dan tentunya sangat berharap ekspor perdana ini akan tetap berjalan kontinu ke depannya,” pungkas Teddy.
Bea Cukai Semarang Musnahkan Puluhan Juta Batang Rokok Ilegal, Kerugian Ditaksir Mencapai Rp 14 Miliar
Bea Cukai Semarang melenyapkan barang kena cukai (BKC) termasuk rokok ilegal yang diperkirakan menimbulkan kerugian negara mencapai Rp 14 miliar. Pemusnahan dibantu oleh
