Dorong Percepatan Logistik, Bea Cukai Kembangkan Potensi NLE
- Bea Cukai
VIVA – Inovasi dan terobosan terus dilakukan pemerintah dalam mendorong percepatan arus logistik di Indonesia. Salah satu instansi yang konsisten bersinergi dan menjalankan terobosan adalah Bea Cukai. Kali ini inovasi dan proses pengembangan logistik dilakukan oleh Bea Cukai Tanjung Emas dan Bea Cukai Tanjung Perak.
Bea Cukai Tanjung Emas kembali melakukan inovasi dalam proses pengembangan program National Logistic Ecosystem (NLE) melalui acara focus group discussion program Warehousing Online bersama PT Dunia Express Transindo.
“Aplikasi Warehousing Online nanti akan mampu menciptakan arus logistik yang efisien, dengan akses yang lebih mudah, cepat, dan transparan serta memberikan kemudahan dan kepastian proses bisnis pada seluruh pengguna layanan”, terang Anton Martin, Kepala Kantor Bea Cukai Tanjung Emas.
Saat ini telah dibangun sistem NLE yang terintegrasi baik antara DO/SP2, trucking, vessel, werehouse. Koordinasi dengan PT Dunia Express Transindo selaku pelaku logistik merupakan bentuk dari monitoring proses warehousing, bagaimana kesiapan implementasi aplikasi Warehousing Online untuk mendukung proses bisnis. Dalam kesempatan ini General Manager Operational PT Dunia Express Transindo, Rusda Arita menyampaikan apresiasi sekaligus dukungan pembangunan sistem aplikasi Warehousing Online di Pelabuhan Tanjung Emas. “PT Dunia Express Transindo akan terus mengembangkan dan meningkatkan kemudahan layanan yang dapat mengakomodir seluruh kebutuhan pengguna layanan logistik kami”, jelas Rusda.
Melalui aplikasi Warehousing Online, diharapkan dapat mempercepat implementasi NLE dengan mewujudkan kemudahan akses, meningkatkan efisiensi dan transparansi proses bisnis logistik di Pelabuhan Tanjung Emas.
Inovasi lainnya juga dilakukan untuk mendukung percepatan arus logistik lewat upaya pemangkasan birokrasi yang disepakati dalam acara Rapat Evaluasi SSm Quarantine Customs di Kantor Pusat PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Jakarta.
Pengembangan layanan SSm Quarantine Customs merupakan bagian dari program penataan ekosistem logistik nasional (national logistics ecosystem/NLE) sebagaimana yang tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional.
Sebelumnya hingga akhir tahun 2020, SSm Quarantine Customs telah berlaku secara mandatory di empat pelabuhan yakni Belawan, Tanjung Emas, Tanjung Perak, dan Tanjung Priok “Bea Cukai Tanjung Emas berkolaborasi dengan Karantina dalam penataan Ekosistem Logistik Nasional dengan menyediakan suatu platform layanan yang memberikan kemudahan proses bisnis Ekspor Impor di kawasan pelabuhan Tanjung Emas”, jelas Anton.
SSm Quarantine Customs akan dilaksanakan secara mandatory mulai 1 September 2022 di 14 Pelabuhan Utama Indonesia yaitu Pelabuhan Tanjung Emas, Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, Batam, Dumai, Palembang, Panjang, Banten, Pontianak, Balikpapan, Samarinda dan Kendari. Demi menjamin kelancaran implementasi SSm Quarantine Customs, seluruh instansi terkait akan menyediakan layanan help desk secara fisik atau online untuk layanan pengaduan dari pengguna jasa terkait permasalahan yang mungkin dialami.
Diharapkan dengan adanya program SSm Quarantine Customs ini dapat mewujudkan simplifikasi proses bisnis, kolaborasi platform logistik, kemudahan pembayaran, dan penataan infrastruktur untuk menunjang pergerakan barang yang lebih efisien dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Di Jawa Timur, Bea Cukai Tanjung Perak bersama Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (ASDEKI) bekerja sama dengan Transporta luncurkan platform digital NLE Connect melalui acara Sosialisasi dan Koordinasi NLE.
NLE Connect merupakan platform digital berbasis aplikasi dan web yang didesain untuk memudahkan integrasi ekosistem logistik, terutama perusahaan depo kontainer. Lewat platform ini, pemilik depo bisa dengan mudah mengatur operasional depo masing-masing dengan lebih cepat dan mengurangi kesalahan pencatatan data.
Bea Cukai Tanjung Perak dalam hal ini diwakili oleh Bambang Eko Cahyono, selaku Kepala Seksi PDAD mendukung penuh kelancaran program NLE dan berharap dengan adanya platform NLE Connect akan mempermudah integrasi arus logistik. Plaform ini memberikan keunggulan diantaranya pengerjaan lebih cepat, tanpa biaya awal, seluruh proses digital, serta performa yang lebih terukur. Dalam penjelasannya Bambang Eko Cahyono menyampaikan, “Sinergi yang terjalin ini guna menyokong kegiatan NLE. Harapannya dengan adanya NLE dapat menurunkan biaya logistik dari 26 persen menjadi 17 persen dari GDP di tahun 2024 nanti".