5 Cara Mencegah Ruam Popok Menyerang Buah Hati
- pixabay/Ajale
VIVA – Ruam popok merupakan salah satu gangguan kesehatan kulit yang kerap dialami oleh bayi yang secara rutin menggunakan popok. Iritasi kulit ini biasanya ditandai dengan warna kemerahan pada kulit yang diikuti dengan kulit kering, bersisik, mengelupas atau justru berair karena lecet. Pada beberapa kasus, ruam yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi sebuah infeksi yang diakibatkan oleh jamur sehingga semakin parah.
Walaupun umumnya bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari hingga minggu, sebaiknya ruam popok segera ditangani karena menyebabkan rasa perih dan tidak nyaman pada buah hati. Jika kebetulan si Kecil belum mengalaminya, maka langkah pencegahan perlu dilakukan mengingat sensasi panas, perih dan gatal yang dirasakan sangat mengganggu dan membuatnya mudah rewel.
Penyebab dan Gejala Ruam Popok
Ruam popok sebenarnya bukan hanya bisa dialami oleh bayi atau balita, namun juga siapapun yang rutin menggunakan popok misalnya lansia. Terlepas dari siapapun yang mengalaminya, ruam popok menimbulkan rasa tidak nyaman akibat perih, nyeri dan gatal yang timbul. Dan biasanya, iritasi kulit ini muncul karena berbagai pemicu:
- Jarang mengganti popok
Popok sekali pakai memiliki karakteristik mampu menampung sejumlah besar cairan tanpa bocor. Meskipun merupakan kelebihan dan nilai jualnya, di sisi lain hal ini menjadi penyebab orang tua lalai dalam mengganti popok buah hatinya. Akhirnya, popok yang sudah basah dibiarkan dulu hingga penuh baru kemudian diganti. Tanpa disadari ini menjadi penyebab utama terjadinya ruam karena kondisi lembab di dalamnya membuat kulit lebih rentan terluka. Ditambah dengan kontak dengan kotoran, ruam akan semakin cepat menyerang.
- Kontak terlalu lama dengan kotoran
Masih berhubungan dengan penyebab sebelumnya, kontak terlalu lama dengan kotoran baik feses maupun urin dapat menyebabkan ruam. Pasalnya, kedua produk ekskresi ini memiliki sifat asam kuat yang dapat melukai kulit, apalagi kulit lembut dan sensitif seperti bayi. Selain menimbulkan kemerahan, bakteri yang ada di dalamnya juga membuat anak merasa gatal di area tersebut yang membuatnya tidak tenang.
- Popok yang terlalu ketat
Pada beberapa kasus, ruam popok bisa terjadi karena adanya gesekan yang terus menerus antara kulit bayi dengan permukaan popok. Gesekan yang terjadi dalam waktu lama dapat mengikis lapisan terluar kulitnya sehingga timbul ruam kemerahan sebagai manifestasi dari iritasi.
- Diare
Diare adalah masalah pencernaan yang kelihatannya remeh tapi tidak boleh disepelekan. Selain mengakibatkan dehidrasi, diare dalam waktu lama juga sangat berpotensi menimbulkan ruam di area pantat bayi. Kulitnya yang begitu lembut harus menerima tekanan dari fesesnya yang keluar dalam bentuk cair yang memberikan gesekan kuat. Belum lagi kelembaban yang disebabkan oleh diarenya yang membuat kulit bayi jadi lebih basah dari biasanya. Plus, saat diare biasanya jumlah bakteri jahat dalam feses meningkat sehingga ruam semakin parah.
- Infeksi jamur
Jamur sangat suka tinggal dan berkembang di lingkungan yang lembab dan hangat salah satunya adalah popok bayi yang jarang diganti. Popok yang sudah penuh akan memberikan kelembaban berlebihan di area tersebut, sedangkan kulit bayi butuh bernafas dimana penguapannya terjebak di dalam popok sehingga menimbulkan hawa hangat. Itulah sebabnya, Candida sangat mudah muncul saat anak mengalami ruam seperti ini.
Berbagai hal yang menyebabkan ruam popok di atas akan berakhir pada gejala iritasi kulit yang muncul dan mengganggu kenyamanan si Kecil. Gejala ruam popok yang sering terlihat adalah:
- Kemerahan pada area yang tertutup popok.
- Kulit yang kemerahan nampak berkerut, kering dan mengelupas atau justru basah, lecet dan berair.
- Terasa panas atau hangat saat disentuh.
- Timbul rasa gatal dan perih yang membuat buah hati gampang menangis.
- Bayi rewel saat malam hari ketika popoknya penuh, atau ketika mandi dan berganti popok.
Cara Mencegah Terjadinya Ruam Popok
Jika melihat salah satu atau beberapa gejala di atas, segeralah lakukan langkah pengobatan untuk meringankan keluhan ruam yang terlihat atau dirasakan si Kecil. Kuncinya adalah dengan menjaga kebersihan diri buah hati dengan lebih baik mulai dari lebih rutin mengganti popok, memberikan salep ruam hingga membiarkan kulitnya bernafas tanpa penghalang sama sekali agar kelembaban berlebihan menguap.
Selain itu, saat ruam mereda pastikan iritasi kulit tersebut tidak terjadi lagi dengan cara mencegahnya. Begitu pula dengan bayi yang kebetulan belum pernah mengalami ruam popok, akan jauh lebih baik bila orang tua bersikap tanggap dengan melakukan berbagai langkah preventif di bawah ini:
1. Mengganti popok secara berkala
Pencegahan pertama yang sederhana namun ampuh menghalau ruam popok adalah dengan mengganti popok anak sesering mungkin atau secara berkala misalnya setiap 2-3 jam sekali. Jangan menunggu popok penuh baru kemudian diganti karena kulit si Kecil jadi berkontak terlalu lama dengan kotoran yang sudah ada. Dan juga, saat popok penuh kondisi di dalamnya akan terlalu lembab yang membuat kulit si Kecil yang lembut dan peka lebih rentan terhadap iritasi atau lecet akibat gesekan dengan popoknya sendiri.
2. Pilih popok dengan ukuran pas
Cara pencegahan kedua adalah dengan memilih ukuran popok yang sesuai, tidak kebesaran atau justru ketat. Popok yang kebesaran tentunya tidak efektif dalam menampung urin bayi karena kebocoran sangat mungkin terjadi. Tapi, popok yang ketat akan menimbulkan gesekan terus menerus antara kulit dengan permukaan popok yang dapat mengikis lapisan terluarnya sehingga muncul luka dan lecet yang terasa perih.
3. Pastikan bahan popok lembut
Cara selanjutnya adalah dengan memastikan popok berbahan super lembut. Ada kalanya, ruam terjadi karena si Kecil tidak cocok dengan bahan popok yang digunakan karena permukaannya terlalu kasar atau keras. Dalam konteks ini, orang tua sebaiknya mencarikan popok yang sudah terbukti lembut dan tidak menimbulkan reaksi iritasi maupun alergi.
4. Jaga kebutuhan cairan buah hati
Salah satu gejala ruam popok yang sering terlihat adalah kulit kemerahan yang keriput atau mengelupas karena kering. Agar kulit kering dan kemerahannya tidak makin menjadi, pastikan buah hati mendapatkan asupan cairan yang cukup baik dari ASI maupun yang lain sesuai dengan usianya. Tentu saja, ini harus diimbangi dengan frekuensi mengganti popok yang akan meningkat karena bayi jadi sering pipis.
5. Oleskan krim ruam
Cara terakhir adalah dengan mengoleskan salep atau krim ruam popok. Perlu diingat bahwa salep ini bukan hanya berfungsi sebagai obat yang meringankan gejala ruam namun juga membantu mencegahnya. Kandungan lanolin dan pro vitamin B5 di dalamnya mendukung penguatan skin barrier pada kulit bayi sehingga lapisan kulit terluar tidak mudah rusak atau terkikis ketika bergesekan dengan popok. Selain itu, krim ini juga membantu memelihara kelembaban dan kelembutan alami kulit bayi sehingga lebih sehat.
Itulah sebabnya selalu sediakan krim ruam popok dengan kandungan bahan alami di atas di rumah. Gunakan setiap hari sesuai dengan aturan pakai atau petunjuk dokter agar ruam enggan datang. Jangan lupa, selalu jaga kebersihan diri si Kecil dan sekitarnya karena itu merupakan kunci bayi yang selalu sehat dan ceria!